Share This Article
Sah! Pemerintah Korea Selatan akan melarang warganya mengosumsi daging anjing. Konsumsi daging anjing di negara tersebut sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu, tradisi yang sangat sulit dihilangkan meski sudah banyak laporan global yang menunjukkan bahaya mengonsumsi daging anjing bagi kesehatan manusia.
Teruskan membaca artikel ini karena kamu akan mendapatkan paparan seputar penyakit yang bisa ditularkan dari mengonsumsi daging hewan bertaring ini. Jadi yakin masih mau makan daging anabul?
BACA JUGA: 5 Penyakit yang Kerap Mengintai Anjing, Ketahui Gejala dan Penanganannya!
Di Korsel, Warga yang Ketahuan Makan Daging Anjing akan Dihukum
Pada Selasa (9/1), parlemen Korea Selatan resmi mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) yang melarang pembiakan, pemotongan dan pendistribusian serta penjualan daging anjing untuk dikonsumsi manusia.
Undang-undang ini akan mulai diterapkan pada 2027 setelah memberi masa tenggang tiga tahun bagi petani, penjual dan pemilik restoran daging anjing untuk mencari mata pencaharian yang lain dengan subsidi yang akan diberikan pemerintah.
Imbas berlakunya UU tersebut, nantinya orang yang terbukti menyembelih anjing dapat dihukum maksimal tiga tahun penjara, sementara mereka yang terbukti bersalah memelihara anjing dengan tujuan diambil dagingnya bisa dikenai hukuman penjara maksimal dua tahun.
Pelarangan konsumsi daging anjing sudah lama menjadi kampanye yang masif sejumlah kalangan di Korsel, pelarangan ini makin gencar disuarakan sejak Yoon Suk Yoel menjadi presiden. Yoon Suk Yoel dan ibu negara Kim, diketahui merupakan penyayang binatang dengan memiliki enam anjing dan delapan kucing sebagai hewan peliharaan.
Lalu Bagaimana dengan Indonesia?
Kampanye pelarangan penjualan dan konsumsi daging anjing di Tanah Air pun hingga kini masih terus digaungkan oleh para penggiat kesejahteraan hewan. Sebuah kemajuan yakni di awal 2024 (6/1) ini, aparat setempat bersama aktivis pencinta hewan berhasil menggagalkan pengiriman lebih dari 200 ekor anjing ke pusat jagal di Solo, Jawa Tengah.
Sayangnya, aturan yang memayungi aksi kampanye pelarangan masih sebatas surat edaran dari kementrian dan pemerintah daerah, bukan produk hukum yang lebih tinggi seperti UU. Kementrian Pertanian dalam surat edarannya tentang Peningkatan Pengawasan terhadap Peredaran/Perdagangan Daging Anjing menegaskan, “daging anjing tidak termasuk dalam definisi pangan”.
“Anjing tidak termasuk kategori sebagai hewan ternak penghasil daging, sehingga tidak layak secara etis dan moral dijadikan sebagai sumber daging. Dengan demikian tidak seharusnya dagingnya untuk dikonsumsi,” kata Prof Ali Agus, Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.
Tingginya Permintaan Daging Anjing di Pasaran Dunia
Setiap tahunnya diperkirakan hampir 30 juta anjing dan juga kucing dibunuh untuk dikonsumsi dagingnya oleh manusia di Asia, yakni seperti di China, Korea Selatan, Vietnam, Indonesia, Thailand, Kamboja, Laos, Philipina dan sebagian India.
Konsumsi terbanyak ada di China yakni sekitar 10-20 juta, sementara di Indonesia diprediksi mencapai 1 juta anjing yang dibunuh untuk dimakan. Angka-angka tersebut tidak sepenuhnya akurat karena perdagangan daging anjing di kebanyakan negara adalah tindakan ilegal.
Sementara di Korea Selatan anjing sengaja dibudidayakan sebagai hewan ternak untuk diambil dagingnya, banyak negara lainnya di Asia mendapatkan anjing liar dari jalanan, anjing peliharaan yang dicuri dari pemiliknya, serta dari komunitas atau shelter anjing.
Anjing-anjing tersebut kemudian dijual ke penjagalan atau bahkan langsung ke rumah makan yang khusus menyuguhkan daging anjing.
‘Penyiksaan’ Anjing Sebelum Hidupnya Berakhir di Tangan Penjagal
Perjalanan para anjing menuju rumah jagal pun sudah memberi trauma dan kesakitan pada hewan-hewan tersebut, belum lagi perlakuan dan cara membunuhnya yang juga sadis.
1.Memberi makan paksa
Di Vietnam, adalah tindakan umum anjing sengaja diberi makan sebanyak-banyaknya dengan pipa atau selang langsung ke mulut untuk membuatnya cepat gemuk sebelum dijual.
2.Dikurung dalam kandang sempit
Di peternakan anjing di Korea Selatan, anjing-anjing ditempatkan pada kandang sempit dan dibiarkan terpapar cuaca buruk dengan makanan dan minuman secukupnya.
3.Menempuh perjalanan jauh
Anjing-anjing yang diperdagangakan, bisa berhari-hari bahkan berminggu-minggu dalam truk untuk dibawa ke pembelinya. Tidak jarang anjing ditemukan lemas, dehidrasi, atau terkena sengatan panas, hingga akhirnya mati sebelum sampai di tujuan.
4.Dibunuh dengan sadis
Di Korsel, anjing dibunuh dengan disetrum atau digantung dan dipukuli hingga mati. Sementara di Tiongkok dan Vietnam, anjing dibunuh dengan cara dipukul hingga mati dengan pipa logam, kemudian disayat leher atau selangkangannya untuk mengeluarkan darahnya. Dalam kasus yang sangat jarang, bahkan ada anjing dilempar ke drum berisi air mendidih.
Bahaya Mengonsumsi Daging Anjing bagi Kesehatan
1.Menularkan rabies
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat melaporkan, pasar daging anjing memiliki tingkat penularan rabies yang lebih tinggi ketimbang populasi anjing pada umumnya. Hal ini karena sebanyak 5 persen anjing yang dijual positif menderita rabies, khususnya di negara-negara endemik. Terdapat 3 laporan terkait manusia tertular rabies dari aktivitas di pasar daging anjing.
Penelitian di Ghana, Afrika Barat pada periode Oktober-November 2018 dan April-Mei 2019 menunjukkan sebanyak 3 dari 144 (2,1 persen) anjing sehat yang diteliti, pada jaringan otaknya positif mengandung RNA virus Rabies. Di Ghana sendiri angka konsumsi daging anjing lebih tinggi ketimbang daging domba.
Pada 2009 terbit laporan atas meninggalnya dua orang di Vietnam akibat terinfeksi rabies. Infeksi diperoleh bukan karena gigitan, melainkan satu orang sebelumnya menyantap daging anjing yang mati ditabrak, sedangkan yang lainnya makan daging kucing yang mati akibat sakit selama tiga hari.
Pasar daging anjing di Kamboja masih terus berlanjut meski infeksi rabies telah membunuh 800 orang setiap tahunnya. Hampir 50 persen dari populasi anjing di Kamboja positif memiliki rabies. Sebanyak 3 juta anjing setiap tahunnya diperdagangkan yang memberi risiko lebih besar pada tukang jagal, pedagang besar maupun kecil terpapar rabies.
2.Kolera
Kolera merupakan infeksi bakteri vibrio yang menyebabkan penderitanya mengalami diare, muntah-muntah, gagal ginjal, bahkan kematian.
Kolera pernah mewabah di 22 kota di Vietnam Utara pada Oktober 2007 hingga Juni 2009, lebih dari 1500 orang dinyatakan positif kolera.
Pengujian yang dilakukan Departemen Bakteriologi, Institut Nasional Kebersihan dan Epidemiologi (NIHE) di Hanoi menemukan, bakteri vibrio positif pada sampel daging anjing, peralatan penjagalan, peralatan di restoran, dan pada air limbah penjagalan anjing di Hanoi.
Menariknya, angka kasus diare merendah dalam dua pekan pertama kalender lunar. Diketahui pada periode ini, merupakan tradisi masyarakat Vietnam dilarang menyantap daging anjing karena keyakinan tertentu.
3.Trichinellosis
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit akibat mengonsumsi daging mentah atau setengah matang yang mengandung larva trichinella. Babi peliharaan diketahui menjadi sumber infeksi trichinellosis yang paling umum. Namun di Tiongkok, daging anjing ditemukan sebagai sumber utama penularan trichinellosis.
Survey di sembilan provinsi di Tiongkok dengan 19.662 sampel anjing, menemukan angka kasus trichinellosis berkisar 7-39,5 persen. Di Thailand, 7 dari 421 anjing di pasar anjing positif terinfeksi trichinellosis.
4.Bahaya mengonsumsi daging anjing yang lainnya
Yakni berpotensi menularkan penyakit ebola, TBC, sistiserkosis selulosa, E.coli, salmonella, campylobacter, brucellosis, leptospirosis, toksoplasma dan lainnya.
BACA JUGA: Manfaat Memelihara Binatang Peliharaan bagi Tumbuh Kembang Si Kecil
Nah, setelah mengetahui beragam bahaya yang mengintai dari kebiasaan mengonsumsi daging anjing, apakah kamu masih mau meneruskan kebiasaan menyantap makanan olahan daging anjing? Yuk, daripada menempatkan diri pada risiko penyakit berbahaya, lebih baik memeliharanya di rumah karena sama-sama memberikan manfaat bagi kesehatan dan kehidupan sehari-hari.
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.
Reference
1.BBC Indonesia, diakses 12 Januari 2024. Korea Selatan resmi larang perdagangan daging anjing, bagaimana di Indonesia?
2.Antara News, diakses 12 Januari 2024. Korea Selatan sahkan RUU yang melarang konsumsi daging anjing.
3.CNN Indonesia, diakses 12 Januari 2024. Korea Selatan Resmi Larang Makan Daging Anjing.
4.Hukum Online, diakses 12 Januari 2024. Hukumnya Menjual dan Makan Daging Anjing.
5.Kompas.com, diakses 12 Januari 2024. Larangan Perdagangan dan Bahaya Konsumsi Daging Anjing.
6.Veterinaria, diakses 11 Januari 2024.Dog Meat Consumption: an Emerging Human and Animal Health,
Risk?
7.HSI, diakses 11 Januari 2024. Asia’s Dog Meat Trade: FAQs.
8.Onlinelibrary, diakses 11 Januari 2024. Rabies virus in slaughtered dogs for meat consumption in Ghana: A potential risk for rabies transmission.
9.Four Paw, diakses 11 Januari 2024. The Dog and Cat Meat Trade: A Global Health Risk.