Share This Article
Pada beberapa waktu lalu banjir melanda wilayah ibu kota dan sekitarnya. Tahukah kamu bahwa terdapat satu kondisi yang sempat dibicarakan terkait dengan banjir beberapa waktu lalu? Kondisi tersebut dikenal sebagai thalassophobia.
Lantas, apa itu thalassophobia? Apa penyebabnya? Bagaimana cara mengatasinya? Simak selengkapnya di bawah ini!
Baca juga: Apa Itu Xenophobia dan Bagaimana Ciri-cirinya?
Apa itu thalassophobia?
Thalassophobia adalah ketakutan yang intens terhadap perairan dalam dan besar. Seseorang yang mengalami kondisi ini memiliki ketakutan akan luas atau kekosongan dari lautan, makhluk laut di dalam air, atau bahkan merupakan kombinasi keduanya.
Thalassophobia yang dialami oleh individu mungkin saja berbeda. Beberapa orang yang mengalami thalassophobia mungkin saja memiliki rasa takut ketika berenang di perairan yang dalam, berada di atas perahu, atau bahkan tidak bisa menyentuh dasar kolam.
Seementara itu, sebagian yang lain mungkin saja memiliki ketakutan hanya dengan memikirkan laut atau saat melihat gambar perairan yang dalam.
Thalassophobia merupakan kondisi yang berbeda dengan aquaphobia (ketakutan terhadap air itu sendiri). Sebab, aquaphobia dapat meliputi rasa takut pada perairan manapun, termasuk perairan kecil.
Apa penyebab thalassophobia?
Ada beberapa alasan seseorang memiliki ketakutan akan perairan yang dalam. Penyebab thalassophobia mungkin saja berbeda dari kasus ke kasus. Dilansir Medical News Today, seseorang dapat mengembangkan fobia tertentu setelah peristiwa traumatis.
Trauma sendiri adalah respons terhadap tekanan ekstrem yang dapat berasal dari:
- Pengalaman langsung yang berbahaya atau menyedihkan
- Menyaksikan sesuatu traumatis yang terjadi pada orang lain
- Mendengar peristiwa traumatis
Penderita thalassophobia mungkin saja memiliki pengalaman negatif dengan laut atau merasa tidak aman ketika berenang. Di sisi lain, seseorang dengan kondisi ini mungkin saja menjadi takut akan laut setelah melihat liputan berita mengenai suatu peristiwa tertentu.
Fobia tertentu, seperti thalassophobia, dapat berkembang pada masa kanak-kanak. Maka dari itu, sering kali sulit untuk mengetahui penyebab awal dari fobia tersebut. Meskipun demikian, seseorang juga dapat mengembangkan fobia tertentu ketika dewasa.
Gejala thalassophobia
Seseorang yang mengalami thalassophobia memiliki ketakutan dan rasa cemas terhadap laut atau perairan besar lainnya. Penderita thalassophobia mungkin saja takut ketika:
- Berada di dekat laut
- Pergi ke laut
- Mengunjungi pantai
- Menaiki perahu
Dalam kasus yang parah, gejala mungkin saja dapat muncul ketika dipicu oleh gambar atau pikiran mengenai laut maupun perairan dalam lainnya. Kecemasan yang disebabkan oleh kondisi ini dapat mengaktifkan respons fight, flight, freeze.
Respons tersebut merupakan cara tubuh bersiap dalam menghadapi bahaya. Ini dapat menyebabkan gejala tertentu, seperti banyak berkeringat, pernapasan lebih cepat, atau bahkan peningkatan detak jantung.
Pada kasus yang lebih parah, respons bisa meningkat menjadi serangan panik yang dapat menyebabkan kondisi tertentu, seperti:
- Pusing seperti seolah-olah akan pingsan
- Palpitasi jantung
- Tubuh gemetar
- Mual
- Muntah
Baca juga: Kenali Cherophobia: Penyebab dan Gejala Sindrom Takut untuk Bahagia
Bagaimana cara mengatasi thalassophobia?
Menangani fobia biasanya melibatkan terapi tertentu, salah satunya adalah terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT). Dikutip dari Very Well Health, terapi perilaku kognitif dapat membantu untuk menangani berbagai gangguan kecemasan, termasuk fobia tertentu.
Pada CBT, seseorang mempelajari mengenai pola pikir dan respons perilaku sendiri.
Sebagai contoh pada terapi CBT untuk thalassopohia, terapis akan membantu seseorang untuk belajar mengidentifikasi pikiran cemas mengenai laut dan memahami bagaimana pikiran tersebut memengaruhi emosi, gejala, serta perilaku.
Seiring berjalannya waktu, terapi ini dapat membantu individu mempertanyakan apakah pola pikir atau perilaku yang ditimbulkan realistis atau sesuai dengan situasi saat ini.
Hal tersebut dapat membantu penderita mengubah respons terhadap pemicu fobia, sehingga dapat mengurangi kecemasan.
Dilansir Healthline, fobia dapat menyebabkan aktivasi yang terlihat serta perubahan pada jalur saraf otak. Peneliti menemukan bahwa CBT memiliki efek positif terhadap jalur saraf pada penderita fobia tertentu, seperti ketakutan akan laut.
Teknik mengatasi fobia
Tak jarang, fobia sulit untuk dikendalikan. Namun, jika seseorang tidak sengaja berhadapan dengan fobia tertentu, melakukan teknik berikut ini mungkin membantu untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan.
- Latihan pernapasan: Bernapas dengan stabil dapat membantu meredakan hiperventilasi (pernapasan cepat). Ketika pernapasan mulai meningkat, cobalah untuk menghembuskan napas dengan napas panjang secara perlahan
- Mengalihkan pikiran: Berfokus terhadap hal lain dapat menjadi solusi sementara ketika rasa cemas datang. Berbicara dengan teman atau anggota keluarga, mendengarkan musik, ataupun berfokus pada hal lainnya mungkin dapat membantu
Itulah beberapa informasi mengenai thalassopobhia. Jika kondisi ini menganggu aktivitas sehari-hari atau berlangsung lebih parah, jangan ragu untuk berbicara dengan psikolog atau psikiater, ya.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!