Share This Article
Good Doctor – COVID-19 telah merenggut hampir 120 ribu nyawa manusia di seluruh dunia dan menjangkiti lebih dari 1,9 juta warga dunia berdasarkan data Jhons Hopkins University and Medicine (14/4). Apakah data ini membuat kamu ingin kembali mengetahui apa sebenarnya coronavirus yang menyebabkan penyakit COVID-19 yang tengah mewabah ini? Seberapa jauh pemahaman kamu tentang virus corona ini?
Yuk, segarkan ingatan kembali apakah itu coronavirus itu!
Virus adalah mikroorganisme non-seluler, berukuran kecil, memiliki komposisi sederhana dengan satu jenis asam nukleat, yang hanya dapat berkembang biak dalam sel hidup. Coronavirus sendiri adalah sebuah virus dengan RNA positif berantai tunggal dan menjadi bagian dari keluarga besar virus yang hidup bebas di alam.
Virus ini dinamai corona karena memiliki bentuk menyerupai mahkota yang menonjol pada lapisan luarnya. Coronavirus menyebabkan banyak penyakit pada manusia hewan, termasuk gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, kelainan saraf seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Darimana asalnya?
Wabah epidemi yang baru-baru ini dimulai ketika ada pasien pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya pertama kali teridentifikasi di Wuhan, Tiongkok. Virus yang menginfeksi pasien tersebut adalah virus yang diisolasi dari saluran pernapasan bagian bawah mereka adalah jenis virus corona baru.
Jenis virus baru ini akhirnya dinamai sebagai 2019-nCoV (novel coronavirus) oleh World Health Organization (WHO), sementara penyakitnya dinamai COVID-19 (Coronavirus Disease 2019).
Sebagai coronavirus dalam grup beta, 2019-nCoV memiliki lapisan luar dan partikel bulat atau oval berdiameter 60-140 nm, dan sering bersifat polimorfik. 2019-nCoV peka terhadap sinar ultraviolet dan panas, juga efektif dinonaktifkan pada temperatur 56 °C selama 30 menit, dan pelarut lipid seperti eter, etanol 75%, desinfektan yang mengandung klorin, asam parasetat, dan kloroform.
Namun chlorhexidine, biasanya terkandung dalam obat kumur, tidak dapat secara efektif menonaktifkan virus ini. Karakteristik genetik 2019-nCoV secara signifikan berbeda dari SARSCoV dan MERS- CoV. Penelitian saat ini telah menunjukkan bahwa 2019-nCoV memiliki homologi, kemiripan bentuk, lebih dari 85% dengan SARS kelelawar (bat-SL-CoVZC45).
Bagaimana virus ini menular?
Seperti yang telah diketahui tetesan air liur dari pernapasan dan bersentuhan secara langsung dengan orang lain menjadi media utama penularan.
Penularan lewat aerosol, terutama air liur saat pasien batuk atau bersin juga menjadi kemungkinan tinggi. Ditambah, bila virus menular melalui aerosol udara dalam lingkungan yang relatif tertutup, sehingga terpapar aerosol udara berkonsentrasi tinggi.
Karenanya, coronavirus baru dapat diisolasi dari tinja dan urin, di mana kamu harus memperhatikan aerosol udara atau kontak dengan polusi yang disebabkan tinja dan urin.
Jadi siapa saja yang rentan terinfeksi 2019-nCoV?
Semua orang pada dasarnya rentan terinfeksi 2019-nCoV. Sebagaimana kontak yang dilakukan dengan pasien terinfeksi 2019-nCoV atau individu lain yang membawa infeksi (carrier) dapat menyebabkan penularan.
Pada lansia atau individu yang memiliki latar belakang penyakit kronis, infeksi terhadap virus dapat berkembang lebih cepat, lebih parah, dan memiliki prognosis yang lebih buruk setelah terinfeksi.
Berapa lama hingga gejala COVID-19 muncul?
Dari penelitian epidemiologi yang telah dilakukan, gejala COVID-19 dapat terlihat hanya dalam satu hingga 14 hari setelah terpapar, umumnya terlihat dalam 3-7 hari.
Jadi, penting bagi Good People untuk tetap di rumah aja dan lakukan langkah-langkah BAIK untuk mencegah penularan COVID-19.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!