Share This Article
Belum lama ini, fetish menjadi topik obrolan hangat di media sosial. Berawal dari kasus Gilang, seorang mahasiswa yang diduga terlibat berbagai kasus pelecehan seksual ‘fetish kain jarik’ dengan kedok penelitian untuk skripsi.
Semakin hari, korban dari fetish kain jarik pun diketahui semakin banyak. Hal ini tentu mendapat sorotan dari publik serta cukup meresahkan. Namun sebenarnya apa itu fetish? Bagaimana kacamata medis memandang fenomena yang satu ini? Berikut ulasan lengkapnya.
Baca Juga: Mau Tahu Apa Saja Mitos vs Fakta tentang Aseksual? Simak Ulasan Lengkapnya!
Mengenal fetisisme
Menurut George Brown, profesor dari Department of Psychiatry and Behavioral Sciences East Tenessee University, fetisisme dapat diartikan sebagai penggunaan benda mati (fetish) yang disukai untuk menghasilkan rangsangan seksual.
Fetish juga sering digambarkan sebagai ketertarikan seksual tertentu. Pada setiap orang, fetish dapat berbeda-beda. Ada yang menyukai permainan peran seksual (roleplay), bentuk fisik tertentu, atau aktivitas tertentu.
Apakah fetisisme merupakan gangguan?
George Brown juga menjelaskan bahwa fetisisme merupakan salah satu bentuk dari gangguan paraphilic. Gangguan tersebut melibatkan fantasi, dorongan, atau perilaku berulang untuk membangkitkan rangsangan seksual yang dapat menyebabkan bahaya pada orang lain atau diri sendiri.
Ini berarti fetisisme dapat dikategorikan sebagai gangguan ketika rangsangan seksual terjadi secara berulang dan intens. Hal ini dikarenakan penggunaan benda mati atau bagian tubuh non-kelamin, yang membahayakan atau menyakiti orang lain maupun diri sendiri.
Namun perlu diingat, berdasarkan studi seseorang bisa memiliki fetish tanpa mengalami gangguan paraphilic. Selama orang tersebut memenuhi fetishnya dengan penuh consent atau persetujuan dari orang lain serta tidak menyakiti pihak manapun.
Seperti apa gejala yang timbul ketika fetish berubah menjadi gangguan?
Ketika fetish berubah menjadi gangguan, seseorang biasanya mengalami gejala atau kriteria seperti di bawah ini:
- Mengalami peningkatan gairah seksual berulang dan intens dari fantasi, dorongan atau perilaku seksual akibat penggunaan benda mati atau fokus yang sangat spesifik pada bagian tubuh non-kelamin selama lebih dari 6 bulan.
- Fantasi, dorongan dan perilaku seksual menyebabkan tekanan yang signifikan pada diri sehingga mengganggu fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
- Memiliki objek fetish yang melibatkan tekanan psikologis, cedera, atau kematian orang lain, atau keinginan untuk melakukan perilaku seksual yang melibatkan orang lain tanpa persetujuan.
Bagaimana gangguan fetish didiagnosis?
Untuk mendiagnosis gangguan fetish pada seseorang, dokter perlu informasi selengkapnya mengenai hubungan orang tersebut dengan lingkungannya, riwayat keluarga, dan penyalahgunaan zat apa pun.
Selain itu dokter juga perlu memeriksa riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik. Hal ini penting untuk menentukan perawatan seperti apa yang akan bekerja.
Apa penyebab timbulnya fetish?
Penyebab pasti dari gangguan ini tidak diketahui. Namun para ahli beranggapan fetisisme mungkin disebabkan oleh kelainan pada otak atau sistem saraf.
Otak membuat substansi kimia alami yang memengaruhi cara berpikir, merasakan, dan bertindak. Bahan kimia tersebut harus seimbang agar otak bekerja normal.
Nah, orang dengan kelainan ini mungkin memiliki substansi kimia yang terlalu sedikit atau terlalu banyak di dalam otaknya sehingga terdapat perubahan fisik pada otak mereka. Perubahan-perubahan ini dapat berarti bahwa beberapa bagian otak lebih aktif atau kurang aktif daripada orang lain.
Kondisi tersebut dapat dipicu oleh berbagai hal. Misalnya pelecehan semasa kecil, konflik dengan keluarga, atau memiliki riwayat keluarga dengan penyakit mental. Fetisisme umumnya dimulai selama masa kanak-kanak atau remaja. Kebanyakan orang dengan kelainan ini adalah pria.
Baca juga: Mengenal Gangguan Disfungsi Ereksi, Mimpi Buruk Bagi Pria
Lalu bagaimana mengatasi gangguan fetish?
Memiliki fetish sebenarnya hal yang cukup umum dan pada sebagian orang tidaklah berbahaya. Namun ketika berubah menjadi gangguan dan memengaruhi fungsi diri dalam kehidupan sehari-hari, orang tersebut perlu menjalankan perawatan.
Perawatan medis sangatlah penting karena fetisisme bisa menjadi bagian dari gangguan seksual yang lebih parah. Beberapa obat dengan resep dari dokter dapat membantu mengurangi pemikiran kompulsif yang terkait dengan gangguan fetisisme serta hasrat seksual.
Selain obat, terapi perilaku kognitif atau psikoterapi juga dapat menjadi pilihan perawatan gangguan fetisisme. Terapis dapat membantu menemukan penyebab yang mendasari perilaku tersebut. Kemudian terapis akan mengajarkan keterampilan untuk mengelola dorongan seksual secara yang lebih sehat.
Itu dia informasi seputar fetish yang perlu kamu ketahui. Bila kamu atau orang terdekatmu merasa memiliki gangguan seksualitas yang berdampak pada kehidupan sehari-hari, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Punya pertanyaan atau keluhan lebih lanjut seputar gangguan seksualitas? Silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!