Share This Article
Difenhidramin atau diphenhydramine merupakan golongan antihistamin yang termasuk dalam satu kelompok dengan orphenadrine, nefopam, dan tofenacin. Obat ini adalah senyawa turunan dari difenilmetana dan mulai digunakan untuk penggunaan medis pada 1946.
Berikut informasi selengkapnya mengenai difenhidramin, cara pakai, manfaat, dosis, dan risiko efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat difenhidramin?
Difenhidramin adalah obat untuk meredakan gejala pilek dan alergi. Biasanya diberikan untuk mengatasi pilek, bersin, gatal pada hidung atau tenggorokan, serta mata gatal dan berair. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk mengobati kondisi alergi pada kulit seperti gatal-gatal atau ruam.
Terkadang, obat ini juga diberikan sebagai perawatan untuk membantu kamu apabila mengalami kesulitan tidur (insomnia). Ia juga dapat mengatasi beberapa gejala tremor pada parkinsonisme dan mual.
Obat ini telah tersedia dalam beberapa bentuk sediaan oral yang diminum melalui mulut, disuntikkan ke pembuluh darah atau otot, serta salep topikal.
Apa fungsi dan manfaat obat difenhidramin?
Difenhidramin memiliki fungsi sebagai agen antihistamin untuk mengatasi beberapa kondisi alergi. Obat ini akan bekerja dengan menghambat histamin alami pada reseptor H1 dalam tubuh sehingga dapat memblokir efek histamin tertentu.
Efek obat biasanya akan bekerja maksimal dua jam setelah pemberian obat dan dapat bertahan hingga tujuh jam. Umumnya difenhidramin dimanfaatkan karena efektif untuk mengatasi kondisi berikut:
Reaksi alergi akut
Reaksi alergi akut terjadi ketika tubuh bereaksi terhadap zat tertentu dengan melepaskan histamin. Serangan alergi akut dapat terjadi ketika seseorang terpapar alergen umum seperti bulu hewan peliharaan, makanan laut, kacang tanah, gandum, dan produk susu.
Gejala reaksi alergi akut termasuk bersin, pilek, ruam, kulit bengkak, gatal-gatal, dan kesulitan bernapas. Reaksi alergi parah yang tiba-tiba bisa berakibat fatal bagi orang yang mengalaminya. Dan untuk mengobatinya, diperlukan obat antialergi yang efektif, termasuk difenhidramin.
Untuk serangan parah, dapat diberikan obat parenteral yang disuntikkan ke pembuluh darah atau ke dalam otot. Namun, jika serangan akut tidak terlalu parah, dapat diberikan obat-obatan oral. Pengobatan ini diperlukan untuk mengatasi reaksi alergi, terutama dalam plasma darah.
Setelah gejala alergi akut terkontrol, maka dapat ditambahkan epinefrin dan tindakan standar lainnya untuk perawatan sensitivitas terhadap alergen. Terapi parenteral dapat dilakukan tanpa pemberian oral apabila pasien mengalami kontraindikasi terhadap obat oral.
Rinitis alergi
Biasanya difenhidramin juga digunakan sebagai pengobatan tunggal untuk mengobati gejala rinitis alergi. Gejala ini termasuk pilek, bersin, mata berair, mata gatal, iritasi oronasofaring atau gatal, atau batuk.
Namun, terkadang obat ini juga digunakan dalam kombinasi tetap dengan agen lain, misalnya asetaminofen atau fenilefrin. Sediaan kombinasi tetap digunakan hanya jika gejala yang muncul bersamaan sesuai dengan fungsi masing-masing kombinasi obat.
Flu biasa
Difenhidramin digunakan sebagai pengobatan sendiri untuk menghilangkan gejala yang berhubungan dengan flu biasa. Obat ini dapat diberikan untuk meredakan gejala flu yang tidak disebabkan oleh bakteri atau virus.
Obat ini juga digunakan dalam kombinasi dengan paracetamol atau agen lain untuk meredakan gejala pilek, bersin, atau demam.
Selain itu, difenhidramin yang dikombinasikan dengan agen lain juga efektif untuk mengatasi gejala lain flu biasa. Gejalanya termasuk sakit kepala, nyeri ringan, sakit tenggorokan, batuk, serta hidung tersumbat.
Insomnia
Difenhidramin juga dapat diberikan untuk perawatan pada orang yang mengalami sulit tidur dengan jangka pengobatan pendek. Obat dapat diberikan selama kurang dari dua minggu. Biasanya dosis jangka panjang tidak disarankan terkait risiko efek sampingnya.
Obat dapat diberikan sebagai obat tunggal atau dengan kombinasi obat lain, seperti acetaminofen. Kombinasi obat dipertimbangkan dari kondisi kesehatan pasien berkaitan dengan riwayat penyakit lain yang menyertai.
Gangguan dermatologis
Biasanya difenhidramin diberikan untuk mengatasi gangguan dermatologis, misalnya pruritus, berkaitan dengan kondisi pasien. Sediaan sistemik (oral) lebih direkomendasikan untuk gangguan pruritus yang sifatnya umum daripada sediaan topikal.
Selain itu, kemungkinan reaksi sensitivitas juga lebih kecil daripada sediaan topikal yang dioleskan. Difenhidramin telah masuk dalam salah satu obat rekomendasi untuk pruritus yang terkait dengan berbagai kondisi dermatologis.
Sindrom parkinsonisme
Beberapa ahli medis berpendapat bahwa difenhidramin mungkin berguna sebagai terapi alternatif dalam pengobatan tremor di awal gejala sindrom parkinsonisme.
Obat ini dinilai berguna dalam perawatan reaksi ekstrapiramidal yang diinduksi obat-obatan parkinsonisme. Biasanya difenhidramin diberikan melalui suntikan intravena ketika terapi oral tidak mungkin dilakukan atau kontraindikasi.
Selain itu, difenhidramin juga dapat diberikan secara khusus pada pasien usia lanjut yang tidak dapat menoleransi agen pengobatan yang lebih kuat. Obat ini juga diberikan untuk kasus parkinsonisme ringan pada pasien yang lebih muda.
Merek dan harga obat difenhidramin
Difenhidramin telah cukup umum digunakan dan banyak beredar di Indonesia. Kamu bisa mendapatkan obat ini di beberapa apotek. Beberapa merek difenhidramin yang umum digunakan, seperti Arcodryl, Paradryl, Recodryl, Valdres, Fenidryl, Fortusin, Alphadryl, Ikadryl, dan lain-lain.
Beberapa merek obat termasuk dalam golongan obat keras sehingga kamu mungkin memerlukan resep dokter untuk mendapatkannya. Berikut informasi merek obat beserta harganya:
Obat generik
Diphenhydramin injeksi 10mg/ml. Sediaan yang digunakan dengan disuntikkan dalam pembuluh darah untuk alergi akut. Obat ini diproduksi oleh PT Phapros dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp2.769/pcs.
Obat paten
- Etadryl syrup 60mL. Sediaan sirup mengandung difenhidramin HCL, ammonium klorida, dan natrium sitrat. Obat ini digunakan untuk mengobati batuk dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp6.798/botol.
- Novadryl syrup 60mL. Sediaan sirup untuk mengurangi dan meringankan batuk berdahak. Obat ini diproduksi oleh Novapharin dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp6.465/botol.
- Sanadryl DMP Syrup 60mL. Sediaan sirup kombinasi dextromethorphan, difenhidramin, ammonium klorida, dan natrium sitrat. Obat ini untuk mengobati batuk karena alergi yang bisa kamu dapatkan dengan harga Rp17.278/botol.
- Valdres 25mg tablet. Sediaan tablet salut selaput mengandung difenhidramin 25mg untuk membantu memudahkan tidur. Obat ini diproduksi oleh PT Phapros dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp3.069/tablet.
- New Astar cr. Sediaan salep mengandung undecylenic acid, sulfur, dan difenhidramin HCl untuk mengobati gatal-gatal karena alergi dan infeksi jamur. Kamu bisa mendapatkan obat ini dengan harga Rp13.495/tube.
- Ventusif syrup 60mL. Sediaan sirup mengandung dekstrometorfan 10mg, difenhidramin 12,5mg, ammonium klorida 120mg, dan natrium sitrat 120mg. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp32.121/botol.
Bagaimana cara pakai obat difenhidramin?
Baca dan ikuti petunjuk penggunaan dan dosis yang tertera di label kemasan obat atau atas arahan dari dokter. Jangan gunakan obat lebih banyak atau lebih lama dari yang direkomendasikan.
Biasanya obat digunakan hingga gejala sembuh. Penggunaan jangka panjang sebaiknya dihindari kecuali dokter yang memerintahkannya.
Kamu bisa meminum obat tablet dengan atau tanpa makanan. Jika timbul ketidaknyamanan atau memiliki gangguan gastrointestinal, kamu bisa meminumnya bersama dengan makanan. Untuk sediaan sirup, kamu bisa meminumnya setelah makan.
Penggunaan obat tablet untuk membantu memudahkan tidur bisa kamu minum 30 menit sebelum tidur. Jangan dikunyah, dihancurkan, atau dilarutkan dalam air karena sediaan tablet ini diformulasikan khusus sebagai sediaan lepas lambat.
Kocok sediaan sirup lebih dulu sebelum ditakar. Takar obat dengan sendok takar atau alat pengukur dosis lain yang tersedia. Jika tidak ada ukur dosis, kamu bisa menanyakan pada apoteker cara mengukur dosis yang tepat.
Untuk sediaan salep, kamu bisa mengoleskan obat tipis-tipis dan merata pada area yang gatal. Pastikan kamu membersihkan area yang gatal lebih dulu sebelum mengaplikasikan obat. Kamu juga bisa mengoleskan obat setiap usai mandi.
Sebaiknya kamu tidak memberikan obat difenhidramin untuk anak di bawah 2 tahun. Efek samping lebih mungkin terjadi pada anak-anak yang terlalu muda.
Konsultasikan kembali dengan dokter apabila gejala tidak membaik setelah menggunakan obat selama tujuh hari. Hentikan pemakaian obat jika kamu mengalami gejala demam disertai sakit kepala, batuk, atau ruam kulit.
Berapa dosis obat difenhidramin?
Dosis dewasa
Kondisi alergi dan untuk mencegah mabuk perjalanan
- Dosis lazim: 25-50mg diminum 3 atau 4 kali sehari.
- Dosis maksimal: 300mg setiap hari.
- Untuk mencegah mabuk perjalanan kamu bisa meminum obat 30 menit sebelum melakukan perjalanan.
Perawatan jangka pendek untuk insomnia
Dosis lazim: 50mg diminum 30 menit sebelum tidur sesuai kebutuhan.
Kondisi alergi akut
- Dosis lazim: 10-50mg hingga 100mg bila perlu melalui suntikan intravena atau intramuskular dengan kecepatan 25mg per menit.
- Dosis maksimal: 400mg setiap hari.
Penyakit Parkinson
- Dosis lazim: 10-50mg sampai 100 mg jika perlu diberikan melalui suntikan intravena atau intramuskular dengan kecepatan tidak melebihi 25mg per menit.
- Terapi parenteral diberikan apabila terapi oral tidak mungkin atau kontraindikasi.
- Dosis maksimal: 400mg setiap hari.
Gangguan kulit gatal (pruritus)
Sebagai sediaan salep atau krim cukup dioleskan pada kulit yang gatal maksimal dua kali sehari dan tidak lebih dari 3 hari.
Dosis anak
Kondisi alergi dan untuk mencegah mabuk perjalanan
- Usia 2-6 tahun: 6,25mg diminum tiap 4-6 jam.
- Pada usia 6-12 tahun: 12,5-25mg diminum tiap 4-6 jam.
- Usia di atas 12 tahun dapat diberikan dosis sama dengan dosis dewasa. Untuk mencegah mabuk perjalanan, kamu bisa meminumnya 30 menit sebelum perjalanan.
Kondisi alergi akut
- Dosis lazim: 5mg per kg berat badan diberikan melalui suntikan intravena atau intramuskular dengan kecepatan 25mg per menit dalam 4 dosis terbagi.
- Dosis maksimal: 300mg setiap hari.
Gangguan kulit gatal (pruritus)
Usia di atas 2 tahun dapat diberikan dosis sama dengan dosis dewasa.
Apakah difenhidramin aman untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) memasukkan difenhidramin dalam golongan obat kategori kehamilan B.
Studi percobaan pada hewan tidak menunjukkan efek samping merugikan pada janin. Namun, studi terkontrol pada wanita hamil masih belum ada data yang memadai. Artinya, obat ini cukup aman diberikan pada wanita hamil dengan perhatian khusus.
Difenhidramin telah diketahui dapat terserap dalam ASI sehingga mungkin tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui. Hal ini dikhawatirkan obat dapat memengaruhi bayi yang disusui.
Sebaiknya konsultasikan lebih dulu dengan dokter atau apoteker terutama saat kamu hamil atau menyusui sebelum menggunakan obat ini.
Apa efek samping obat difenhidramin yang mungkin terjadi?
Efek samping mungkin dapat terjadi karena penggunaan obat yang tidak sesuai dosis (overdosis) atau karena respons dari tubuh pasien. Difenhidramin dapat menyebabkan beberapa efek samping umum, termasuk sebagai berikut:
- Mengantuk
- Pusing
- Penglihatan kabur
- Gangguan kemampuan berpikir atau motorik.
Efek samping lain yang mungkin terjadi dari penggunaan difenhidramin, antara lain:
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Gelisah
- Gugup
- Rangsangan pada anak-anak
- Ketidaknyamanan perut, termasuk mual, muntah, diare, sembelit.
- Penebalan dahak
- Tremor
- Mulut kering
- Ruam
- Gatal-gatal
- Kebingungan
- Masalah konsentrasi
- Sering atau sulit buang air kecil
- Kehilangan nafsu makan
Efek samping lain yang jarang, tetapi mungkin dapat muncul, termasuk sebagai berikut:
- Masalah sirkulasi darah, termasuk anemia hemolitik, trombositopenia, agranulositosis
- Gangguan pernapasan
- Fotosensitifitas
- Hipotensi.
Peringatan dan perhatian
Jangan menggunakan difenhidramin apabila kamu memiliki riwayat alergi dengan obat ini sebelumnya.
Tanyakan kepada dokter atau apoteker apakah kamu aman menggunakan difenhidramin apabila memiliki riwayat kesehatan tertentu, terutama:
- Penyumbatan di saluran pencernaan, terutama perut atau usus
- Obstruksi kandung kemih
- Kolostomi atau ileostomi
- Penyakit hati atau ginjal
- Asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), atau gangguan pernapasan lainnya
- Batuk disertai lendir
- Batuk karena merokok, emfisema, atau bronkitis kronis
- Penyakit jantung atau tekanan darah rendah
- Glaukoma
- Gangguan tiroid
Beritahu dokter atau apoteker sebelum minum obat ini apabila kamu juga mengonsumsi kalium.
Konsultasikan dengan dokter atau apoteker apabila kamu sedang hamil atau menyusui sebelum menggunakan obat difenhidramin.
Konsultasikan lebih dulu dengan dokter sebelum memberikan obat difenhidramin untuk anak-anak di bawah usia 2 tahun atau untuk orang lanjut usia.
Hindari mengemudi atau menjalankan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan setelah kamu mengonsumsi obat ini. Sediaan oral mungkin dapat menyebabkan kamu mengantuk dan menurunkan kewaspadaan.
Hindari alkohol saat kamu mengonsumsi obat ini. Alkohol dapat meningkatkan efek samping tertentu dari difenhidramin.
Tanyakan kepada dokter atau apoteker sebelum menggunakan obat flu, batuk, alergi, atau obat tidur lainnya. Menggunakan obat tersebut bersamaan dengan difenhidramin dapat menyebabkan meningkatnya risiko efek samping tertentu.
Sebaiknya tanyakan kepada dokter sebelum mengonsumsi difenhidramin dengan obat tidur, obat nyeri narkotik, pelemas otot, serta obat untuk kecemasan, depresi, atau kejang.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!