Share This Article
Jika brain rot menjadi istilah yang paling banyak dicari pada 2024, kamu juga perlu mengenal kondisi brain popcorn. Keduanya memiliki keterkaitan yakni sama-sama disebabkan paparan gadget yang berlebihan.
Yuk, kenali lebih jauh kondisi otak popcorn atau popcorn brain!
BACA JUGA: Pernah Amnesia Tiba-tiba? Kenali Kondisi bernama Brain Fog Berikut Ini!
Mengenal Kondisi Popcorn Brain
Peneliti David Ley yang juga seorang profesor di sekolah informasi pada Universitas Washington, Amerika Serikat, menjelaskan, otak popcorn adalah kondisi saat pikiran terpaku pada kegiatan multitasking yang melibatkan alat elektronik, misalnya gawai. Kondisi ini kemudian membuat seseorang menilai kehidupan offline-nya tak lagi menarik karena terkesan berjalan lebih lambat.
Mengapa dikaitkan dengan popcorn? Ya, layaknya jagung yang tengah dimasak menjadi popcorn, si jagung akan meletup-letup. Ini yang dianalogikan di mana otak seolah “meletup-letup” akibat terpapar aktivitas dari perangkat digital.
Kondisi ini menyebabkan perhatian dan fokus seseorang berpindah dengan cepat dari satu hal ke hal lain, yang dipicu oleh multi-tasking dan paparan berlebihan gadjet.
Penyebab dan Gejala Otak Popcorn
Penyebabnya yakni:
-Bermain media sosial secara terus-menerus
-Melakukan banyak tugas sekaligus sehingga otak menjadi lelah
-Menonton film atau serial secara maraton tanpa jeda
-Adanya notifikasi pada smartphone terus-menerus, sehingga membuat ingin terus mengeceknya.
Gejalanya meliputi:
-Berkurangnya kemampuan berkonsentrasi
-Berkurangnya kemampuan kognitif
-Stres dan kecemasan meningkat
-Sering lupa
-Mengalami gangguan tidur.
Cara Mengatasi Popcorn Brain
- Mengurangi waktu menatap layar dengan membaca buku konvensional (offline)
- Mengerjakan soal matematika
- Mengerjakan teka-teki silang
- Mengerjakan kerajinan tangan atau hobi lainnya
- Melatih kesadaran dan meditasi
- Melakukan aktivitas fisik secara teratur (olahraga)
- Memperbaiki kualitas tidur
- Bersosialisasi secara offline
- Mencari terapi atau konseling profesional jika diperlukan.
Dampak Serius Penggunaan Gadget yang Berlebihan
Peneliti China membeberkan hasil MRI dari 18 mahasiswa di Tiongkok yang rata-rata menghabiskan 10 jam sehari untuk online. Ditemukan, mereka yang menggunakan gadget secara maraton memiliki lebih sedikit materi abu-abu atau bagian otak yang memiliki fungsi kognitif, ketimbang kelompok yang hanya online selama dua jam sehari. Hasil penelitian diterbitkan dalam jurnal Plos One.
Sementara dalam studi yang dimuat pada CyberPsychology Behavior and Social Networking, menemukan ada hubungan antara penggunaan internet dengan kesejahteraan psikologis penggunanya.
Hasil penelitian mengungkap, orang yang kesepian atau kurang memiliki keterampilan sosial dapat mengembangkan perilaku kompulsif dalam menggunakan internet yang berakibat negatif.
Tidak hanya kemampuan berpikir, dan kesehatan mental, menatap layar gadget yang berlebihan juga bisa menimbulkan computer vision syndrome (CVS). Gejalanya meliputi mata tegang, sakit kepala, penglihatan kabur, nyeri leher dan nyeri bahu.
BACA JUGA: Frekuensi Pakai Gadget Meningkat Saat WFH? Waspadai Computer Vision Syndrome!
Jadi, mulai sekarang kurangi paparan aktivitas yang melibatkan perangkat digital agar kesehatan fisik dan mental kamu tetap terjaga.
Jangan ragu untuk konsultasi dengan mitra dokter kami melalui aplikasi Good Doctor Indonesia, jika kamu mengalami kesulitan lepas dari ketergantungan dunia maya.
Referensi:
– Rsjrw.id, BRAIN POPCORN!! OTAK “MELETUP” AKIBAT KECANDUAN HP. Dipublikasi pada 2 April 2024.
– Ischool.uw.edu, Too much screen time could lead to popcorn brain. Dipublikasi pada 9 Agustus 2011.
– Patch.com, Monitoring the Monitors. Dipublikasi pada 8 Agustus 2011.