Share This Article
Ketika anggota keluarga atau kerabat kita terpapar COVID-19, tentu kita akan dipisahkan dari mereka. Sebagian harus dilarikan ke rumah sakit, sebagian harus menjalani isolasi secara mandiri sampai kemudian dinyatakan sembuh.
Selama proses perawatan dan isolasi, orang yang terinfeksi COVID-19 pun tidak boleh dijenguk oleh siapa pun. Tidak kecuali pihak keluarganya. Lalu bagaimana bila sudah sembuh? Apakah orang tersebut sudah boleh dijenguk dan berinteraksi dengan orang lain?
Mungkin kamu juga bertanya-tanya, sebenarnya kapan boleh bertemu orang yang sudah sembuh dari COVID-19? Untuk menjawab pertanyaan ini, simak ulasan berikut.
Mengenal kriteria ‘sembuh’ dari COVID-19
Seperti penyakit menular lainnya, waktu pemulihan pada setiap orang akan berbeda-beda. Begitu juga pada orang yang telah terinfeksi COVID-19. Setiap pasien pasti memiliki waktu pemulihan yang berbeda karena ada banyak faktor yang berpengaruh.
Namun, berdasarkan informasi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kriteria seseorang ‘sembuh’ dari COVID-19, minimal meliputi hal berikut:
- Telah melakukan isolasi selama 10 hari sejak dinyatakan positif dan hingga 20 hari jika terjadi penyakit parah
- Tidak lagi demam selama tiga hari tanpa minum obat penurun demam
- Tidak lagi memiliki gejala lain seperti batuk atau sesak napas
CDC juga mengingatkan ketika seseorang telah dinyatakan sembuh dan memiliki kriteria minimal di atas, orang tersebut harus tetap menerapkan protokol kesehatan. Seperti menghindari kerumunan, tetap menggunakan masker saat harus ke luar rumah, serta menjaga jarak aman dengan orang lain.
Baca juga: Benarkah Penderita HIV/AIDS Lebih Berisiko Terinfeksi COVID-19?
Kapan waktu yang aman bertemu pasien sembuh dari COVID-19?
Dilansir dari Healthline, Dr. William Schaffner, ahli penyakit menular di Vanderbilt University di Tennessee menyatakan kalau virus dapat dianggap tidak lagi menular ketika orang tersebut tidak menunjukkan gejala dalam waktu 10 hari.
Menurutnya, secara umum setelah seseorang dinyatakan positif tapi kemudian tidak menunjukkan gejala lain, tidak demam, dan melakukan isolasi selama 10 hari, virus sudah non-aktif.
Meski begitu, CDC tetap memberikan rekomendasi bagi masyarakat sebelum memutuskan untuk bertemu dengan kerabatnya yang sudah sembuh dari COVID-19. Rekomendasi tersebut adalah:
- Bagi orang yang positif COVID-19 dan memiliki gejala, orang tersebut harus menunggu sampai 10 hari sejak timbulnya gejala dengan tidak ada demam selama 24 jam tanpa obat penurun demam. Setelah tidak ada gejala sama sekali, baru boleh bertemu dengan orang lain.
- Bagi orang yang dites positif tetapi tidak memiliki gejala, maka orang tersebut dapat ditemui orang lain setelah melakukan isolasi 10 hari terhitung sejak dites positif.
- Bagi orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan, orang tersebut harus berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter apakah isolasi 10 cukup atau kurang. Juga baru bisa ditemui setelah memiliki dua hasil tes negatif berturut-turut dalam kurun 24 jam.
Kriteria kesembuhan menurut Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga mengeluarkan kriteria kesembuhan pasien COVID-19, yaitu:
- Kasus asimptomatik (tanpa gejala). Bila pasien sudah melakukan 10 hari isolasi mandiri sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.
- Kasus positif dengan gejala ringan. Pasien konfirmasi dengan gejala ringan dan gejala sedang tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR. Dinyatakan selesai isolasi harus dihitung 10 hari sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan.
- Kasus positif dengan gejala berat/kritis yang dirawat di rumah sakit. Pasien dinyatakan selesai isolasi setelah mendapatkan hasil pemeriksaan follow up PCR 1 kali negatif ditambah minimal 3 hari tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan.
Bila pemeriksaan follow up RT-PCR tidak dapat dilakukan, maka pasien kasus positif dengan gejala berat yang dirawat di rumah sakit, harus menjalani isolasi selama 10 hari sejak onset ditambah minimal 3 hari.
Dalam 3 hari tersebut pasien juga harus tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan, dinyatakan selesai isolasi, dan dapat dialih rawat non isolasi atau dipulangkan.
Pasien tanpa gejala, gejala ringan, gejala sedang, dan gejala berat/kritis dinyatakan sembuh apabila telah memenuhi kriteria selesai isolasi dan dikeluarkan surat pernyataan selesai pemantauan oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP).
Perlu dicatat, pasien konfirmasi dengan gejala berat/kritis dimungkinkan memiliki hasil pemeriksaan follow up RT-PCR persisten positif, karena pemeriksaan RT-PCR masih dapat mendeteksi bagian tubuh virus COVID-19 walaupun virus sudah tidak aktif lagi (tidak menular lagi).
Sehingga penentuan kesembuhan harus dilakukan berdasarkan hasil pemantauan DPJP.
Baca juga: Fakta di Balik Anak-anak Bisa Jadi Silent Carrier Penyebaran COVID-19
Harus menerapkan etika menjenguk
Ketika seseorang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19, para ahli menyarankan agar orang tersebut tidak dijenguk atau bertemu dengan orang lain dalam ruangan tertutup dan berventilasi buruk.
Hal tersebut penting untuk mencegah penyebaran virus. Pasalnya, virus akan lebih mudah menyebar ketika orang melakukan kontak dekat dalam waktu lama, terutama saat berada di dalam ruangan.
Supaya tetap aman, ketika menjenguk orang yang telah sembuh dari COVID-19 harus menerapkan etika menjenguk. Etika ini meliputi pembatasan jarak minimal 1,8 meter serta tetap menggunakan masker selama melakukan kontak.
Pada dasarnya paparan berpotensi tinggi terjadi ketika para penjenguk dengan orang yang telah sembuh dari COVID-19 melakukan kontak lebih dari 15 menit tanpa menjaga jarak minimal 1,8 meter.
Kontak fisik seperti berpelukan atau berciuman atau berbagi peralatan juga perlu dihindari karena ini berisiko memicu pemaparan virus.
Bila kamu atau kerabatmu ingin menjenguk penyintas COVID-19, pastikan untuk tetap menjaga jarak dan tidak melepaskan masker agar bisa saling melindungi.
Penting diingat, di masa seperti ini semua orang perlu mengambil peran untuk membantu mencegah penyebaran virus. Baik itu orang yang sedang terinfeksi, orang yang sedang dalam masa pemulihan maupun yang berada dalam keadaan sehat.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!