Share This Article
Semua anak dibesarkan di bawah satu atap yang sama. Namun, mengapa kepribadian mereka bisa menjadi berbeda?
Pertanyaan ini sering hinggap di kepala orangtua yang memiliki anak lebih dari satu. Bisa jadi satu anak begitu pendiam dan santai, sementara yang lain sangat bersemangat dan senang bergaul.
Padahal mereka dibesarkan oleh orangtua yang sama, di lingkungan rumah yang sama, dan dalam budaya yang sama.
Namun, mengapa pendekatan mereka terhadap kehidupan sangat berbeda? Untuk menemukan jawabannya, mari baca ulasan menarik berikut ini.
Baca juga: 5 Tanda Bayi Mengalami Separation Anxiety dan Cara Mengatasinya
Apa itu temperamen dan dari mana ia berasal?
Setiap anak lahir dengan kepribadian dan temperamen yang unik. Temperamen tidak disebabkan oleh sesuatu yang mereka lakukan atau tidak lakukan, juga bukan produk budaya, maupun lingkungan.
Dilansir dari Brighthorizons, ini adalah tentang bagaimana anak secara alami mengambil peran dalam cara dia memandang dirinya sendiri dan beradaptasi dengan kehidupan.
Mengenal temperamen anak yang berbeda-beda
Dilansir dari Earlychildhoodnews, banyak psikiater seperti Thomas dan Chess (1987,1991), percaya bahwa ada tiga tipe dasar temperamen pada anak:
The easy child
Anak yang masuk dalam kategori ini umumnya berada dalam suasana hati yang positif, cepat membangun rutinitas sejak bayi, dan mudah beradaptasi dengan pengalaman baru.
The difficult child
Ciri utamanya adalah anak cenderung bereaksi negatif dan sering menangis. Selain itu, biasanya mereka juga terlibat dalam rutinitas harian yang tidak teratur, dan lambat menerima pengalaman baru.
The slow to warm up child
Biasa dikenal dengan ‘si butuh pemanasan’, anak-anak tipe temperamen ini punya tingkat aktivitas rendah, agak negatif, menunjukkan kemampuan adaptasi yang kurang baik, dan menampilkan intensitas suasana hati yang tidak terlalu kuat.
Perlu diingat bahwa ketiga tipe temperamen di atas bukanlah acuan untuk menentukan anak mana yang paling baik atau pintar. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, dalam mempelajari hal baru maupun beradaptasi dengan lingkungan.
Baca juga: Moms, Yuk Ketahui Apa Saja Perkembangan yang Dialami si Kecil saat Berumur 11 Bulan
Menentukan gaya mengasuh dengan kepribadian anak
Memahami temperamen anak dengan tepat dapat membantu orangtua mengetahui gaya pengasuhan yang sesuai untuk mereka.
Berikut adalah beberapa tips untuk menentukan pola asuh paling sesuai dengan temperamen anak.
1. Identifikasi temperamen anak
Pikirkan tentang perilaku khas si Kecil. Apakah dia senang bertemu orang baru dan mengalami hal-hal di luar rutinitas? Atau apakah dia perlu sedikit waktu untuk pemanasan dalam situasi yang terasa baru baginya?
Kesadaran mengenai hal-hal tersebut, akan sangat membantu orangtua dalam mengasuh anak-anaknya.
Dengan demikian, orangtua tidak perlu menguras emosi terlalu banyak untuk membuat anak mengerti tentang nilai-nilai yang harusi dijalani oleh mereka sehari-hari.
2. Bangun pemahaman bersama-sama
Anak-anak dan orangtua memiliki karakteristik yang berbeda. Seringkali ketidaksesuaian ini menyebabkan konflik di antara anak dan orangtua.
Jadi penting untuk memahami temperamen diri dan si Kecil untuk mendapatkan sudut pandang yang berbeda, dan tetap bisa bersabar.
Misalnya, kamu dapat membantu anak introvert dengan memberikan banyak peringatan dini sebelum ia menghadapi situasi baru. Berikan rincian tentang apa yang diharapkan, misalkan dengan mengatakan.
“Aku tahu kamu tidak suka pesta. Ayo pergi selama 45 menit dan kita akan pulang setelah itu. “
3. Pisahkan kebutuhan
Tantangan pengasuhan lainnya adalah memisahkan kebutuhan orangtua dan gaya temperamental dari anak-anak. Orangtua mungkin percaya bahwa anak “membutuhkan” banyak aktivitas sosial, padahal sebenarnya orangtua lah yang menginginkannya.
Memperjelas gaya dan kebutuhan di antara anak dan orangtua dapat membantu kalian mempertahankan batasan yang sehat, dan melihat anak sebagai seorang individu.
4. Dukung anak
Budaya kita cenderung menghargai perilaku pendiam dan penurut. Memiliki anak dengan emosi yang kuat, mungkin akan membuat kamu menerima penilaian buruk dari kerabat atau teman.
Memahami bahwa karakteristik temperamen setiap anak itu unik akan membantu orangtua melihat sifat anak sebagai sebuah potensi. Tanpa sadar ini pun akan mendorong respons yang lebih baik untuk menanggapi komentar negatif tentang si Kecil. Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan:
“Ya, dia bersemangat dan mandiri. Dia tahu persis apa yang dia inginkan. Dia sedang belajar untuk berkompromi.”
Anita Gurian, Ph.D., asisten profesor klinis psikiatri anak dan remaja di New York University School of Medicine, mengatakan orangtua yang peka terhadap gaya temperamental anak mereka dan dapat mengenali kekuatan unik anak akan membuat kehidupan keluarga lebih lancar.
Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter kami melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!