Share This Article
Fentanyl (fentanil) merupakan obat-obatan opioid sintesis turunan fenilpiperidin yang sering dimanfaatkan sebagai analgesik. Obat ini termasuk dalam satu kelompok dengan morfin.
Fentanyl kali pertama disetujui untuk penggunaan medis di Amerika Serikat pada 1968. Kini, obat ini telah masuk dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan banyak digunakan di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Berikut informasi selengkapnya mengenai fentanyl, manfaat, dosis, cara pakai, serta risiko efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat fentanyl?
Fentanyl adalah obat nyeri narkotik yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit atau nyeri yang parah, seperti setelah operasi atau kanker ganas. Obat ini mungkin juga diresepkan untuk menghilangkan rasa sakit lain yang parah ketika obat lain sudah tidak bekerja.
Biasanya, fentanyl diberikan secara transdermal, yakni melalui permukaan kulit berupa plester. Kemudian, obat dapat terserap secara perlahan dan masuk ke dalam sistem peredaran darah langsung ke jantung. Obat ini hanya bisa digunakan dengan pengawasan dari dokter.
Terkadang, obat juga diberikan secara parenteral (suntikan) untuk mengontrol kondisi nyeri akut.
Apa fungsi dan manfaat obat fentanyl?
Fentanyl berfungsi sebagai pereda nyeri dengan mengikat reseptor opioid tubuh dan meningkatkan kadar dopamin dalam otak.
Peningkatan kadar dopamin tersebut dapat membuat seseorang mengalami relaksasi, mengurangi rasa sakit, dan euforia (rasa bahagia meningkat).
Fentanyl dapat menekan pusat pernapasan dan refleks batuk serta menyempitkan pupil mata. Obat ini dapat bekerja dalam beberapa menit untuk menghilangkan rasa sakit dan memiliki durasi efek yang pendek, yakni hanya 30-90 menit.
Dalam bidang medis, fentanyl sering dimanfaatkan untuk beberapa kondisi berikut:
Nyeri akut
Fentanyl diberikan sebagai pereda nyeri selama operasi dan setelah operasi melalui suntikan (parenteral). Biasanya, obat ini diberikan untuk mengatasi nyeri berdurasi pendek, seperti dalam prosedur diagnostik.
Fentanyl sangat mudah larut dalam lemak sehingga lebih mudah melewati sawar cairan darah-serebrospinal. Dengan demikian, ia dapat menghasilkan efek analgesik lebih cepat daripada morfin.
Karena durasi kerja yang lebih pendek, obat ini cocok diberikan untuk keperluan analgesik dan pemulihan cepat dari sedasi. Untuk mengoptimalkan penggunaan, biasanya obat ini diberikan bersama dengan obat lain yang sesuai.
Obat dapat diberikan dengan disuntikkan ke otot (intramuskuler), tetapi suntikan ke pembuluh darah (intravena) lebih direkomendasikan. Hal ini karena suntikan intramuskuler dapat menyebabkan nyeri dan trauma apabila digunakan berulang.
Nyeri kanker ganas
Perawatan untuk menghilangkan nyeri karena kanker ganas biasanya membutuhkan pengobatan jangka panjang. Oleh karena itu, fentanyl dalam bentuk plester atau koyok sering diresepkan untuk menghilangkan nyeri kanker ganas.
Namun, obat ini hanya diberikan sebagai alternatif apabila pasien tidak dapat menerima pereda nyeri yang memadai. Alasannya karena fentanyl berisiko tinggi menyebabkan ketergantungan, risiko overdosis, dan kematian, meskipun dalam dosis yang sesuai.
Pemberian obat ini untuk pasien harus benar-benar dipertimbangkan, terutama untuk jangka panjang. Sebaiknya obat tidak diberikan apabila diketahui pasien tidak toleran terhadap obat opioid.
Nyeri kronis lainnya
Fentanyl yang diberikan secara transdermal juga dapat diberikan untuk perawatan nyeri kronis lain yang tidak berhubungan dengan kanker. Umumnya obat diberikan untuk nyeri kronis, yakni nyeri yang berlangsung selama lebih dari 3 bulan.
Pertimbangan untuk memberikan obat ini dilakukan apabila pasien tidak menanggapi obat nyeri kronis lain yang lebih aman dan memadai.
Pemberian obat dalam jangka panjang harus disertai dengan terapi perilaku yang memadai untuk mengantisipasi kemungkinan ketergantungan. Oleh karena itu, pengawasan ketat dari dokter diperlukan selama menggunakannya.
Anestesi
Fentanyl dapat digunakan sebagai obat bius (anestesi) dalam prosedur operasi. Obat ini diberikan baik untuk anestesi umum maupun lokal.
Fentanyl dapat juga diberikan untuk induksi anestesi sebelum operasi dalam operasi kecil yang memiliki durasi pendek. Misalnya, prosedur diagnostik atau perawatan yang mengharuskan pasien untuk terjaga atau dibius ringan.
Selain itu, obat ini juga dapat mencegah atau meredakan takipnea dan timbulnya delirium pascaoperasi.
Merek dan harga obat fentanyl
Obat ini hanya digunakan dengan pengawasan ketat dari dokter. Beberapa merek obat fentanyl yang telah beredar di Indonesia adalah Durogesic.
Obat ini bisa kamu jumpai di beberapa instansi kesehatan, seperti rumah sakit. Obat yang diresepkan oleh dokter, bisa kamu dapatkan baik di instalasi kesehatan rumah sakit atau apotek tertentu yang memiliki izin edar untuk obat-obatan narkotika.
Fentanyl mungkin sulit kamu jumpai di beberapa apotek lain karena memperjualbelikan obat ini di luar izin khusus, termasuk tindakan melanggar hukum.
Bagaimana cara pakai obat fentanyl?
Gunakan obat sesuai petunjuk cara pakai dan dosis yang telah diresepkan oleh dokter. Jangan menggunakan obat lebih banyak dari yang direkomendasikan.
Beritahu dokter apabila kamu mengalami perubahan perilaku saat menggunakan obat ini, seperti terlalu bersemangat dan perasaan ingin menggunakan obat lebih banyak.
Sediaan obat berupa suntikan akan diberikan oleh dokter, baik ke dalam pembuluh darah (intravena) atau ke dalam otot (intramuskuler).
Untuk sediaan koyok transdermal, jangan diaplikasikan pada kulit yang terluka. Aplikasikan koyok pada bagian kulit yang datar, seperti dada, lengan bagian atas, atau punggung supaya koyok menempel dengan baik.
Untuk mengaplikasikan obat transdermal, kamu bisa mengikuti instruksi berikut:
- Lepas plester/koyok dari bungkusnya. Jangan menggunakan gunting karena dapat memotong koyok. Jangan memotong koyok kecuali dokter yang memerintahkannya.
- Kupas plastik dari bagian belakang koyok. Jangan menyentuh bagian lengket dari koyok.
- Tempelkan bagian yang lengket dari koyok pada bagian kulit yang rata, kering, dan tidak terluka. Usahakan menghindari kulit yang terlalu berbulu, atau bila perlu gunting rambut pada kulit untuk memudahkan koyok menempel.
- Jangan menutupi koyok dengan apa pun, termasuk perban atau plester. Tanyakan pada dokter atau apoteker apabila kamu menjumpai koyok yang tidak menempel dengan baik.
- Cuci tangan setelah kamu menyentuh koyok. Sebaiknya cuci tangan dengan air mengalir.
Hindari terkena panas yang kuat atau sinar matahari saat menggunakan koyok. Hal ini dapat meningkatkan jumlah fentanyl yang terserap ke dalam kulit dan dapat meningkatkan risiko efek samping atau overdosis.
Jangan berhenti menggunakan obat tiba-tiba karena dapat memperburuk gejala yang kamu alami. Konsultasikan dengan dokter apabila ingin menghentikan pengobatan. Dokter mungkin akan mengurangi dosis secara perlahan dan mengalihkan ke obat lain yang memadai.
Jika kamu akan menjalani operasi, termasuk operasi kecil dan perawatan gigi, beritahu dokter bahwa menggunakan fentanyl.
Kamu bisa menyimpan obat pada suhu kamar, terhindar dari kelembapan dan sinar matahari setelah digunakan. Pastikan obat tersimpan di tempat aman dan jauh dari jangkauan anak-anak.
Berapa dosis obat fentanyl?
Dosis dewasa
Nyeri kronis yang tidak bisa disembuhkan
Dosis diberikan secara transdermal (koyok) berkisar 12-100mcg per jam. Dosis disesuaikan dengan kondisi pasien dan riwayat penggunaan opioid sebelumnya.
Premedikasi sebelum anestesi
Dosis diberikan secara intramuskuler: 50-100mcg harus diberikan 30 sampai 60 menit sebelum induksi anestesi.
Obat tambahan untuk anestesi umum
Untuk pasien yang tidak menggunakan alat bantu napas, dapat diberikan dosis 50 sampai 200mcg diikuti 50mcg dengan dosis maksimal 200mcg.
Untuk pasien yang menggunakan alat bantu napas, dapat diberikan dosis 300 sampai 3.500mcg (50mcg/kg) diikuti 100-200mcg tergantung respons pasien
Dosis anak
Obat tambahan untuk anestesi umum
Dosis lazim untuk anak usia 2 hingga 12 tahun dapat diberikan 2-3mcg/kg melalui suntikan intravena diikuti dosis 1mcg/kg.
Dosis lansia
Dosis untuk orang tua usia lanjut sebaiknya dipertimbangkan untuk diberikan dosis terendah yang paling efektif. Pengurangan dosis mungkin diperlukan.
Apakah fentanyl aman untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) memasukkan fentanyl dalam golongan obat kategori kehamilan C.
Studi penelitian telah hewan percobaan menunjukkan bahwa obat ini dapat menimbulkan risiko merugikan pada janin. Namun, studi terkontrol pada wanita hamil masih belum memadai. Penggunaan obat dapat dilakukan apabila potensi manfaat yang didapatkan lebih besar dari risikonya.
Obat ini diketahui dapat terserap dalam ASI sehingga tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh ibu menyusui.
Apa efek samping obat fentanyl yang mungkin terjadi?
Pasien usia lanjut lebih mungkin mengalami efek samping, terutama efek depresi pernapasan dari fentanyl. Penggunaan obat untuk orang tua usia lanjut harus sangat hati-hati.
Berikut efek samping yang mungkin terjadi dari penggunaan fentanyl, antara lain:
- Rasa kantuk
- Kebingungan
- Sembelit
- Tubuh lemas
- Mulut kering
- Pupil mata menyempit
- Ketidaksadaran
- Pernapasan melambat
- Penurunan detak jantung
- Mual
- Berkeringat
- Otot kaku
- Perasaan sesak di tenggorokan
- Kesulitan dalam berkonsentrasi
Efek samping yang terkait dengan penggunaan obat secara transdermal termasuk kemerahan, ruam, gatal, dan bengkak pada bagian kulit bekas obat digunakan.
Apabila tiba-tiba berhenti menggunakan obat, dapat menimbulkan gejala putus obat biasanya mulai dalam 12 jam setelah dosis terakhir. Gejala ini dapat berlangsung selama 1 minggu atau lebih, yang meliputi:
- Pupil mata berdilatasi
- Muntah dan diare
- Merinding
- Pilek
- Kepekaaan terhadap cahaya
- Kegelisahan
- Tubuh panas dingin
- Agitasi
- Insomnia
- Nyeri umum yang parah.
Penggunaan opioid berulang sering mengakibatkan kecanduan. Oleh karena itu, penggunaan obat yang lebih aman sebaiknya dipertimbangkan.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!