Share This Article
Salah satu kasus penyakit yang terus meningkat ketika musim hujan adalah demam berdarah dengue atau yang lebih sering disebut DBD. Penyebabnya karena infeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Lalu, untuk mengurangi risiko timbulnya penyakit DBD tersebut, kini sudah tersedianya vaksin DBD Dengvaxia.
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam berdarah dengue adalah masalah kesehatan masyarakat yang cukup menyita perhatian seluruh dunia, khususnya pada daerah-daerah tropis dan subtropis.
Menurut penjelasan dari Weekly Epidemiological Record WHO, kini telah terjadi peningkatan kasus DBD di mana terdapat sekitar 3,9 miliar orang, di 128 negara, berisiko terinfeksi virus dengue. Beberapa daerah yang terdampak paling serius akibat virus DBD adalah Amerika, Asia Tenggara dan Pasifik Barat.
Sekitar 75 persen orang yang terinfeksi virus dengue bersifat ringan atau tidak mengalami gejala apapun. Namun, untuk kasus pada orang-orang yang perlu menjalani pengobatan atau menunjukkan gejala simptomatik, biasanya mempunyai masa inkubasi selama 4–7 hari, tetapi bisa juga kisaran 3–14 hari.
Orang-orang yang perlu menjalani pengobatan menunjukkan gejala simptomatik mengalami demam mendadak disertai dengan sakit kepala, nyeri retro-orbital, mialgia umum dan arthralgia, kemerahan pada wajah, anoreksia, nyeri perut hingga mual. Tapi gejala paling umum yang dialami oleh penderita DBD adalah munculnya ruam-ruam pada kulit.
Kemudian, untuk kriteria DBD yang sudah dalam kategori berat akan menunjukkan gejala seperti kebocoran plasma dalam darah yang dapat mengarah ke syok atau akumulasi cairan dengan gangguan pernapasan, perdarahan hebat, atau kerusakan organ.
Melihat kasus DBD cukup mengancam jiwa, maka kini tersedia vaksin DBD Dengvaxia yang dapat membantu mengurangi risiko seseorang terinfeksi penyakit tersebut.
Baca Juga : Jangan Sepelekan Demam Berdarah, Yuk Ketahui Gejala-gejalanya!
Tentang Vaksin DBD Dengvaxia
Menurut WHO, vaksin CYD-TDV (Dengvaxia) sudah berlisensi dan ini merupakan vaksin tetravalen rekombinan hidup yang dilemahkan menggunakan strain virus YF 17D. Vaksin DBD Dengvaxia sendiri dilisensikan di beberapa negara endemik demam berdarah, dengan indikasi usia 9–45 tahun di sebagian besar negaranya.
Lisensi vaksin DBD Dengvaxia ini telah menjalani 2 kali uji klinis fase 3 paralel, yang dikenal sebagai CYD14 dan CYD15. Di mana melibatkan lebih dari 30.000 anak di 10 negara endemik dengue di Asia dan Amerika Latin.
Baca juga: Demam Berdarah Dengue
Petunjuk Penggunaan Vaksin DBD Dengvaxia
Berdasarkan penjelasan dari laman Badan POM RI, berikut beberapa petunjuk penggunaan vaksin:
- Vaksin Dengvaxia digunakan untuk anak usia 9-16 tahun dan sebelumnya sudah pernah terinfeksi.
- Pastikan bahwa vaksin Dengvaxia tidak digunakan pada individu yang belum pernah terinfeksi.
Kemudian, melansir dari Centers Disease Control and Prevention, ada baiknya setiap individu yang ingin mendapatkan vaksin harus tetap menjalani pemeriksaan laboratorium (tes darah) terlebih dahulu untuk melihat kondisi kesehatan terkini. Selain itu, vaksin ini masih belum direkomendasikan untuk pelancong atau traveler.
Anak-anak akan membutuhkan tiga dosis vaksin dengue. Di mana dosis kedua harus diberikan enam bulan setelah yang pertama. Lalu, dosis ketiga juga harus berjarak enam bulan setelah dosis kedua.
Vaksin dengue ini juga bisa diberikan secara bersamaan dengan vaksin lainnya. Tapi perlu diingat bahwa vaksin dengue ini tidak direkomendasikan pada anak-anak yang belum pernah terinfeksi karena justru akan meningkatkan risiko penyakit tersebut.
Efek Samping Vaksin DBD
Seseorang yang telah mendapatkan vaksin dengue biasanya akan mengalami efek samping berikut menurut Centers Disease Control and Prevention:
- Nyeri
- Timbul kemerahan atau bengkak di tempat suntikan
- Merasa kelelahan atau kelemahan
- Demam
- Sakit kepala.
Apabila merasa pusing atau mengalami perubahan penglihatan dan telinga berdenging, pastikan untuk segera periksa ke dokter.
Tapi sampai saat ini di Indonesia sendiri, menurut Badan POM RI belum ada laporan tentang efek samping vaksin DBD Dengvaxia. Namun tetap saja sangat dihimbau untuk hati-hati dan mengutamakan keselamatan pasien dalam mempertimbangkan pemberian vaksin.
Baca juga: Mengapa Demam Berdarah dan Tipes Bisa Terjadi di Waktu yang Bersamaan?
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!