Share This Article
Rapid diagnostic test antigen atau swab antigen ditetapkan sebagai salah satu metode pemeriksaan COVID-19, menurut keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/446/2021. Namun, kapan harus swab antigen untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2?
Sebelum lebih jauh untuk membahas kapan harus swab antigen, berikut sekilas penjelasan tentang rapid diagnostic test antigen sebagai salah satu metode pemeriksaan COVID-19 di Indonesia.
Rapid diagnostic test antigen
Pemeriksaan ini juga seringkali disebut dengan pemeriksaan swab antigen. Karena cara pemeriksaannya memang dilakukan dengan swab mengambil spesimen dari saluran pernapasan seseorang.
Tes ini dapat mendeteksi keberadaan SARS-CoV-2 hanya jika virus bereplikasi dengan aktif. Oleh karena itu, tes ini, menurut World Health Organization (WHO), paling baik digunakan saat infeksi akut atau di tahap awal terjadinya infeksi.
Baca Juga: Benarkah Vaksin COVID-19 saat Puasa Perkuat Antibodi?
Siapa saja yang perlu melakukan tes dan kapan harus swab antigen?
Swab antigen bisa dilakukan untuk skrining, tracing atau pelacakan orang berisiko terkena COVID-19 dan juga untuk menentukan diagnosis. Sehingga, jika ada pertanyaan kapan harus swab antigen, maka jawabannya merujuk kembali pada penggunaan tes itu sendiri.
Kapan harus swab antigen ditentukan dari apakah kamu yang pernah kontak dengan pasien COVID-19, memiliki gejala COVID-19 atau hanya untuk skrining keberadaan virus SARS-CoV-2 .
Kamu disarankan melakukan pemeriksaan jika memiliki kontak dengan orang terkonfirmasi COVID-19. Atau saat mengalami gejala COVID-19 seperti batuk kering, demam dan sesak napas.
Sementara menurut keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia tentang penggunaan rapid diagnostic test antigen atau swab antigen, ada tiga kriteria yang menentukan siapa saja yang membutuh swab antigen.
- Kriteria pertama
Jika memiliki akses untuk melakukan polymerase chain reaction (PCR) test dan dapat dilakukan dengan waktu kurang dari 24 jam. Maka penentuan diagnosis menggunakan hasil PCR, namun bisa menggunakan swab antigen sebagai skrining. Nantinya hasil dari swab antigen akan dikonfirmasi dengan hasil dari tes PCR.
- Kriteria kedua
Orang tersebut dapat melakukan tes PCR namun tidak dapat dilakukan dengan cepat, atau dengan waktu tunggu hasil tes lebih dari 24 jam.
Maka penegakan diagnosis, skrining atau pelacakan kontak dengan pasien bisa dilakukan dengan swab antigen. Nantinya hasil tersebut akan dikonfirmasi lagi setelah hasil tes PCR keluar.
- Kriteria ketiga
Jika orang tersebut ingin melakukan tes COVID-19 namun tidak memiliki akses untuk tes PCR dan pemeriksaan tidak dapat dilakukan dalam waktu cepat, atau mendapatkan hasil tes lebih dari 48 jam.
Maka diagnosis dan skrining serta pelacakan kontak dapat menggunakan swab antigen. Di luar kriteria tersebut, ada waktu tertentu yang mendukung hasil yang lebih meyakinkan.
Kapan harus swab antigen memengaruhi performa swab antigen
Menurut situs Sehat Negeriku, pemeriksaan swab antigen dapat dilakukan saat fase akut atau dalam waktu 7 hari pertama sejak muncul gejala. Dengan begitu, akan meningkatkan performa dari tes itu sendiri.
Selain mengetahui kapan harus swab antigen, juga perlu memerhatikan kriteria lainnya. Seperti fasilitas kesehatan dan petugas, serta beberapa hal lainnya, seperti yang diungkapkan juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid.
“Penggunaan rapid test antigen harus tetap memperhatikan sejumlah kriteria, di antaranya pemilihan, penggunaan, fasilitas pemeriksaan dan petugas pemeriksa, pencatatan dan pelaporan, penjaminan mutu pemeriksaan, hingga pengelolaan limbah pemeriksaan,” kata dokter Nadia.
Kriteria tersebut penting karena nantinya hasil dari swab antigen akan dicatat dan dilaporkan sebagai kasus terkonfirmasi positif COVID-19. Sama seperti hasil dari tes PCR. Walaupun sistem pelaporannya tetap dipisah, mana yang dari swab antigen dan mana yang dari PCR.
Baca Juga: Apa Itu Coronasomnia? Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Kelebihan dan kekurangan swab antigen
Walaupun sudah mengetahui kapan harus swab antigen untuk mendapat hasil tes yang maksimal, tapi metode ini masih memiliki kekurangan. Karena sering terjadi false negative.
Atau tidak terbacanya virus melalui spesimen yang telah diambil dari saluran pernapasan seseorang. Itu sebabnya tidak disarankan hanya bergantung dari hasil swab antigen dan tetap berpegang dari hasil tes PCR.
Meski begitu, dengan adanya pilihan tes ini dianggap meringankan karena harganya yang lebih murah dan hasil yang lebih cepat didapat dibandingkan dengan tes PCR.
Jika kamu merasa memiliki kontak dengan pasien COVID-19 atau justru merasakan gejala COVID-19 seperti batuk kering, demam dan sesak napas, segera lakukan pemeriksaan. Bisa menggunakan swab antigen ataupun tes PCR.
Demikian informasi tentang kapan seseorang harus melakukan swab antigen, beserta kelebihan dan kekurangan tes tersebut.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!