Kehamilan

4 Fakta tentang Perut Ibu Hamil yang Kecil, Benarkah akibat Kurang Air Ketuban?

November 12, 2020 | Dewi Nurfitriyana | dr. Raja Friska Yulanda
feature image

Salah satu hal yang membuat setiap calon ibu merasa khawatir dengan kehamilannya, adalah ukuran perut yang kecil. Padahal, umumnya pertumbuhan janin akan membuat perut Moms semakin besar.

Bagi sebagian calon ibu, hal ini tentu akan membuatnya menjadi cemas. Apalagi jika kondisi ini dikaitkan dengan kurangnya air ketuban. Tapi apakah faktanya benar demikian?

Baca juga: Jangan Terlewat, Ini 5 Manfaat Konsumsi Air Putih untuk Moms dan Janin

Penyebab perut terlihat kecil saat hamil

Meski selama hamil Moms telah makan dengan baik, berolahraga, dan melakukan pemeriksaan secara teratur. Namun ada saja orang yang berkomentar bahwa ukuran perut Moms terlalu kecil dibandingan usia kehamilan yang dijalani.

Jangan terlalu cemas dulu ya, ukuran perut di saat hamil memang berbeda-beda. Secara berkala, biasanya ini akan diukur oleh dokter terutama saat usia kandungan mencapai 15 hingga 20 minggu.

Laju pertumbuhan normal perut seorang ibu hamil sendiri, dilansir dari Verywellfamily, adalah sekitar 1 cm per minggu. Namun jika otot perut Moms benar-benar kencang, hal ini dapat mencegah rahim yang sedang tumbuh membuat perut jadi membesar.

Satu-satunya masalah yang perlu dikhawatirkan terkait situasi ini adalah gangguan kesehatan yang dinamakan oligohidramnion. Ini adalah kondisi di mana cairan ketuban terlalu sedikit dan membuat janin tidak dapat berkembang dengan optimal.

Fakta medis seputar oligohidramnion

Oligohidramnion adalah suatu kondisi di mana jumlah cairan ketuban pada masa kehamilan lebih sedikit dari yang seharusnya.

Dilansir dari healthline, air ketuban di ukur dengan menggunakan USG, cara mengukurnya adalah mengukur dari 4 bagian rahim yang nantinya akan di tambahkan. cara pengukuran ini akan mendapatkan AFI (Amniotic Fluid Index).

AFI normal addalah 5-25 cm, jika AFI kurang dari 5 ini menandakan air kutuban yang kurang.

Salah satu ciri utama dari oligohidramnion adalah Moms tidak mengalami kenaikan berat badan cukup. Inilah yang menyebabkan perut menjadi terlihat lebih kecil dibandingkan usia kehamilan yang dijalani.

Apa penyebab oligohidramnion selama kehamilan?

Seperti yang dilansir dari Healthline, cairan ketuban yang kurang bisa jadi merupakan akibat dari beberapa faktor seperti:

Ketuban pecah dini

Ini terjadi saat kantung ketuban Moms pecah atau mulai bocor sebelum persalinan benar-benar terjadi.

Jika ini terjadi, segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.

Plasenta bermasalah

Plasenta memiliki peran penting dalam membawa nutrisi dan oksigen kepada bayi.

Jika ini tidak berfungsi, atau sudah mulai terlepas dari dinding rahim, kemungkinan besar janin tidak akan mendapatkan cukup nutrisi untuk mengeluarkan urine dengan baik.

Cacat lahir

Jika bayi memiliki masalah fisik, terutama dengan ginjal, ia mungkin tidak akan mampu menghasilkan cukup air seni, yang menyebabkan rendahnya jumlah cairan ketuban.

Kondisi kesehatan ibu

Beberapa komplikasi yang terjadi pada tubuh Moms juga bisa menyebabkan rendahnya kadar cairan ketuban, misalnya:

  1. Preeklamsia
  2. Diabetes
  3. Tekanan darah tinggi
  4. Kegemukan, dan
  5. Dehidrasi.

Baca juga: Moms, Ayo Pantau Perkembangan Janin 1 Bulan dalam Kandungan

Cara meningkatkan cairan ketuban

Perawatan untuk meningkatkan cairan ketuban rendah akan sangat tergantung pada penyebab dan usia Moms.

Minum lebih banyak cairan

Menurut sebuah studi, menjaga tubuh tetap terhidrasi akan sangat membantu meningkatkan kadar cairan ketuban pada wanita dengan usia kandungan 37 sampai 41 minggu.

Amnioinfusion

Amnioinfusion adalah tindakan yang diambil dokter dengan menyemprotkan larutan infus melalui serviks agar masuk ke dalam kantung ketuban.

Cara ini bisa meningkatkan tingkat cairan ketuban untuk sementara waktu.

Amniosentesis

Jika kondisi kekurangan cairan ketuban rendah terjadi menjelang atau selama persalinan, kemungkinan besar dokter akan memberikan cairan melalui proses amniosentesis.

Ini dapat membantu bayi mempertahankan mobilitas dan detak jantungnya selama persalinan.

Pemberian cairan IV

Dokter juga bisa saja merekomendasikan pemberian cairan IV untuk membantu mengurangi gejala dehidrasi yang Moms alami.

Mengobati gangguan kesehatan yang ada sebelumnya

Karena cairan ketuban yang rendah dapat disebabkan oleh beberapa penyakit seperti tekanan darah tinggi atau diabetes. Maka mengobati kondisi tersebut dapat meningkatkan jumlah cairan ketuban Moms.

Cara ini bisa jadi akan meliputi pemberian obat-obatan, memantau kadar gula darah, atau menjadwalkan kunjungan lebih sering ke dokter.

Istirahat

Beristirahat di tempat tidur dapat membantu meningkatkan aliran darah ke plasenta, yang akan membantu meningkatkan cairan ketuban.

Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!

Reference

5 Concerns About Your Pregnant Belly, https://www.verywellfamily.com/concerns-about-your-pregnant-belly-2759765 diakses pada 11 November 2020

How Can I Increase My Amniotic Fluid Levels? https://www.healthline.com/health/pregnancy/how-to-increase-amniotic-fluid#causes diakses pada 11 November 2020

Low Amniotic Fluid (Oligohydramnios) During Pregnancy, https://www.whattoexpect.com/pregnancy/pregnancy-health/complications/oligohydramnios.aspx diakses pada 11 November 2020

Low amniotic fluid, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441881/#:~:text=A%20normal%20amniotic%20fluid%20index,than%202cm%20is%20considered%20polyhydramnios. diakses pada 12 November 2020

Amniotic fluid volume: When and how to take action, https://www.contemporaryobgyn.net/view/amniotic-fluid-volume-when-and-how-take-action, diakses pada 12 November 2020.

    register-docotr