Share This Article
Diare adalah salah satu gejala yang paling umum dialami oleh anak dengan hepatitis akut. Namun, sebagian orang mungkin akan keliru dalam mengidentifikasinya, karena gejala tersebut hampir tak ada bedanya dengan diare biasa.
Lalu, apa bedanya diare biasa dengan yang disebabkan oleh penyakit hepatitis akut? Yuk, simak lebih lengkap dengan ulasan berikut!
Sekilas tentang hepatitis akut
Hepatitis akut adalah jenis hepatitis baru yang sampai saat ini penyebabnya masih terus diteliti oleh banyak pakar. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), semua pasien tidak ditemukan virus umum pemicunya, seperti virus hepatitis A, B, dan C.
Namun, hasil tes menunjukkan bahwa semua pasien telah terinfeksi Adenovirus tipe 41 yang biasanya menyebabkan gastroenteritis.
Tak heran jika kebanyakan pasien yang sebagian besar anak-anak kerap mengeluhkan gejala di saluran pencernaannya, misalnya diare, mual, dan muntah.
Penyakit ini disebut hepatitis, karena infeksi yang terjadi menyerang hati hingga berpotensi menyebabkan komplikasi pada organ tersebut.
Baca juga: 5 Pertolongan Pertama Terhadap Gejala Hepatitis Akut pada Anak, Moms Harus Tahu!
Beda diare biasa dan hepatitis akut
Menurut penjelasan Muzal Kadim, ketua unit kerja koordinasi Gastrohepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), membedakan diare biasa dengan yang disebabkan oleh hepatitis akut bukan perkara mudah.
Perlu bantuan tenaga medis untuk memastikan apa penyebab pastinya lewat pemeriksaan. Namun, ada beberapa cara yang mungkin bisa membantu Moms dalam mengidentifikasi diare biasa dengan yang dipicu oleh hepatitis akut, yaitu:
Diare biasa
Diare merupakan gangguan kesehatan pencernaan yang kerap dialami oleh anak. Penyakit ini dapat disebabkan oleh banyak hal, yang paling sering adalah rotavirus. Demam tinggi biasanya akan terjadi sebelum si Kecil merasakan diare.
Selain perut kembung, diare ini pada umumnya ditandai dengan feses yang lebih cair disertai aroma asam. Dikutip dari Hopkins Medicine, diare akan mereda satu hingga dua hari. Jika kondisinya tak kunjung membaik setelah berhari-hari, ada indikasi penyakit lain yang perlu diwaspadai.
Diare akibat hepatitis akut
Seperti yang telah disebutkan, Adenovirus yang diduga menjadi penyebab hepatitis akut bisa menyerang saluran pencernaan. Akibatnya, gejala seperti diare tak bisa dihindarkan.
Berbeda dengan diare biasa, diare akibat hepatitis akut biasanya disertai rasa mual, muntah, dan nyeri perut karena pembesaran organ hati. Kondisi tersebut dapat membuat tubuh anak menjadi lemas, apalagi jika intensitas gejala yang muncul cukup berat.
Risiko lain akibat diare berkepanjangan
Diare sebaiknya tak diabaikan begitu saja, apalagi pada anak kecil. Sebab, saat diare berlangsung, ada banyak cairan tubuh yang dikeluarkan. Tanpa asupan air yang cukup, si Kecil berisiko mengalami dehidrasi.
Dikutip dari Mayo Clinic, dehidrasi sendiri merupakan kondisi yang sangat berbahaya bagi anak-anak, bisa mengancam nyawa jika tidak segera diatasi. Dehidrasi dapat memicu ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh, yang pada akhirnya bisa menyebabkan kerusakan organ seperti ginjal.
Moms bisa mengamati gerak-gerik anak sebagai deteksi dini dehidrasi dengan memerhatikan beberapa gejala berikut:
- Tidak buang air kecil lebih dari tiga jam
- Jika bisa kencing, urine yang dikeluarkan berwarna gelap
- Mulut dan lidah kering
- Menangis tapi tanpa keluar air mata
- Mengantuk, tidak responsif, dan mudah tersinggung
- Sakit kepala dan kebingungan
- Perubahan warna kulit menjadi kemerahan.
Apa yang harus dilakukan?
Ada dua hal yang bisa Moms lakukan jika buah hati tercinta mengalami diare, terutama jika disebabkan oleh hepatitis akut, yaitu:
Beri anak obat diare
Periksakan si Kecil ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan obat guna meredakan gejala diare. Agar tak menimbulkan efek samping, berikan obat tersebut kepada anak sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Cukupi cairan tubuh anak
Asupan cairan sangat dibutuhkan saat anak mengalami diare. Berikut jumlah cairan harian yang ideal bagi anak berdasarkan usia menurut IDAI:
0-6 bulan: 700 ml per hari
7-12 bulan: 800 ml per hari
1-3 tahun: 1.300 ml per hari
4-8 tahun: 1.700 ml per hari
9-13 tahun: 2.400 ml (laki-laki) atau 2.100 ml (perempuan) per hari
14-18 tahun: 3.300 ml (laki-laki) atau 2.300 ml (perempuan) per hari.
Nah, itulah ulasan tentang perbedaan diare biasa dan yang disebabkan oleh hepatitis akut pada anak. Jika si Kecil mengalami kondisi tersebut, lakukan langkah penanganan di atas, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!
Sudah punya asuransi keseatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini ya.