Share This Article
Bahaya vape untuk wanita tak hanya memengaruhi kesehatan, namun juga berisiko jangka panjang ketika ingin memiliki anak lho! Meski diketahui tidak terlalu berbahaya dibandingkan rokok, namun vape berkontribusi memicu berbagai masalah kesehatan serius.
Rokok elektrik atau disebut juga dengan vape ini memang banyak digemari oleh kaum muda, termasuk wanita. Jenis rokok ini dianggap lebih aman daripada tembakau biasa, padahal banyak bahaya tersimpan di dalamnya.
Baca juga: Biduran pada Bayi: Penyebab Umum hingga Perawatan Rumahan yang Bisa Diterapkan!
Apa saja bahaya vape untuk wanita?
Laporan 2018 dari NAP menemukan bukti substansial bahwa vaping dapat menyebabkan disfungsi sel, stres oksidatif, dan kerusakan DNA. Beberapa dari perubahan seluler ini telah dikaitkan dengan perkembangan kanker jangka panjang, meski vaping belum menunjukkan adanya risiko tersebut.
Dilansir dari Healthline, vaping mungkin tampak sebagai pilihan yang tidak terlalu berisiko ketika mencoba untuk berhenti merokok. Namun, bukan berarti tidak ada risiko meski cairan vape tersebut bebas dari nikotin.
Nah, untuk lebih jelasnya berikut beberapa bahaya vape untuk wanita yang perlu diketahui.
Memicu masalah kesuburan
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Endocrine Society, penggunaan rokok elektrik dapat memicu masalah kesuburan. Banyak wanita muda yang menggunakan rokok elektrik tidak banyak mengetahui jika terdapat efek samping di baliknya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC, jumlah siswa sekolah menengah dan atas yang menggunakan rokok elektrik naik dari 2,1 juta menjadi 3,6 juta dalam setahun.
Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa penggunaan rokok elektrik sebelum konsepsi secara signifikan menunda implantasi embrio yang telah dibuahi.
Dalam studi ini, peneliti menggunakan model tikus untuk memeriksa apakah paparan rokok elektrik mengganggu kesuburan dan kesehatan keturunan.
Nah, setelah terpapar uap rokok elektrik tikus betina tersebut menunjukkan penurunan implantasi embrio dan penundaan yang signifikan dalam permulaan kehamilan anak pertama.
Meski hanya menggunakan media tikus dan membutuhkan penelitian lanjutan, namun tidak menutup kemungkinan jika bahaya vape untuk wanita dapat terjadi. Untuk itu, ada baiknya untuk menghentikan penggunaan rokok elektrik untuk mencegah masalah ketidaksuburan.
Membahayakan bayi belum lahir
Sama seperti rokok tembakau, bahaya vape untuk wanita adalah memengaruhi kesehatan janin dalam kandungan.
Menurut Centre for Disease Control and Prevention atau CDC, terlepas dari kenyataan bahwa aerosol rokok elektrik umumnya memiliki lebih sedikit zat berbahaya namun tepat dianggap tidak aman digunakan selama kehamilan.
Perlu diketahui, nikotin merupakan bahaya yang harus dihindari wanita hamil dan bayi yang sedang berkembang karena bisa merusak otak dan paru-parunya. Sementara itu, beberapa perasa dalam rokok elektrik juga mungkin berbahaya bagi bayi yang sedang berkembang.
Wanita sering berasumsi bahwa rokok elektrik merupakan pilihan yang tepat karena dianggap aman. Padahal nyatanya, vape mengandung bahan kimia, minyak, dan elemen pemanas sehingga memiliki efek negatif pada kehamilan.
Memengaruhi kesehatan paru-paru
Beberapa studi menunjukkan bahwa vaping mungkin memiliki efek negatif pada paru-paru, meski perlu lebih banyak penelitian. Secara khusus, sebuah studi tahun 2015 melaporkan sejumlah efek buruk akibat vape termasuk toksisitas, oksidasi, dan peradangan.
Para peneliti menyimpulkan bahwa bahaya vape untuk wanita dengan atau tanpa nikotin dapat mengganggu fungsi paru-paru normal pada orang sehat. Namun, penelitian ini memiliki ukuran sampel yang kecil dan hasilnya tidak berlaku untuk semua orang.
Laporan tahun 2018 yang sama dari NAP menemukan bahwa ada beberapa bukti jika paparan rokok elektrik memiliki efek buruk pada sistem pernapasan. Namun, studi tambahan tetap diperlukan untuk memahami sejauh mana vaping berkontribusi pada penyakit pernapasan.
Baca juga: Gejala-gejala Fatty Liver: Picu Tidak Nyaman di Perut dan Kelelahan
Berisiko bagi kesehatan jantung
Bahaya vape untuk wanita bisa juga memengaruhi kesehatan organ penting lain, yakni jantung. Review tahun 2019 menunjukkan jika aerosol e-liquid mengandung partikulat, zat pengoksidasi, aldehid, serta nikotin.
Saat terhirup, aerosol ini kemungkinan besar akan memengaruhi jantung dan sistem peredaran darah. Sebuah laporan tahun 2018 dari National Academies Press atau NAP menemukan bukti signifikan bahwa mengisap rokok elektrik nikotin memicu peningkatan detak jantung.
Para penulis juga menggambarkan bukti moderat yang menunjukkan bahwa menghisap rokok memengaruhi kesehatan jantung jangka panjang. Studi lain tahun 2019 menemukan bahwa rokok elektrik dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke, serangan jantung, angina, dan penyakit jantung..
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!