Share This Article
Gangguan pernapasan yang sering kita dengar mungkin sebatas pneumonia. Namun, pernahkah kamu mendengar penyakit bronkopneumonia, lalu apa kaitannya dengan penyakit pneumonia?
Dalam artikel ini, akan dibahas lebih jauh apa itu penyakit bronkopneumonia, beserta gejala, penyebab, pengobatan, dan juga pencegahan yang bisa dilakukan. Simak, yuk!
Apa itu penyakit bronkopneumonia
Bronkopneumonia adalah tipe atau bentuk dari pneumonia, yang menyebabkan peradangan pada paru-paru dan bronkus. Pneumonia sendiri merupakan kategori infeksi yang terjadi ketika virus, bakteri, atau jamur menyebabkan peradangan pada alveoli (kantung udara kecil) di paru-paru.
Pneumonia menyebabkan alveoli terisi dengan cairan, sehingga merusak fungsi paru-paru normal. Kondisi ini apabila tidak ditangani akan mengakibatkan berbagai masalah pernapasan.
Sementara seseorang dengan bronkopneumonia akan mengalami kesulitan bernapas karena saluran udara mereka menyempit. Sebab peradangan, paru-paru mungkin tidak mendapatkan cukup udara.
Apa penyebab bronkopneumonia
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyakit pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi virus. Virus pneumonia sendiri adalah komplikasi dari virus yang menyebabkan pilek dan flu.
Dilansir dari Healthline, virus pneumonia menyumbang sekitar sepertiga dari kasus pneumonia di dunia. Virus ini menyerang paru-paru, membuatnya bengkak, dan menghalangi aliran oksigen untuk tubuh.
Adapun penyebab bronkopneumonia yang paling umum adalah infeksi paru-paru bakteri, seperti streptococcus pneumoniae dan haemophilus influenza tipe b (Hib).
Kuman berbahaya dapat memasuki bronkus dan alveoli dan mulai berkembang biak. Sistem kekebalan tubuh menghasilkan sel darah putih yang menyerang kuman ini, yang menyebabkan peradangan.
Siapa saja yang lebih berisiko terkena bronkopneumonia?
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena bronkopneumonia, di antaranya:
- Umur: orang yang berusia 65 tahun atau lebih, dan anak-anak yang dua tahun atau lebih muda
- Lingkungan: orang yang bekerja pada atau sering mengunjungi, fasilitas rumah sakit atau panti jompo
- Gaya hidup: merokok, gizi buruk, dan riwayat penggunaan alkohol berat
- Kondisi medis: memiliki kondisi medis tertentu dapat meningkatkan risiko kamu terkena pneumonia jenis ini
Kondisi medis yang dimaksud di atas meliputi:
- Penyakit paru-paru kronis, seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
- HIV / AIDS
- Memiliki sistem kekebalan yang melemah karena kemoterapi atau penggunaan obat-obatan imunosupresif
- Penyakit kronis, seperti penyakit jantung atau diabetes
- Penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis atau lupus
- Kanker
- Batuk kronis
- Kesulitan menelan
- Dukungan ventilator.
Apa gejala dan ciri-ciri penyakit bronkopneumonia
Gejala bronkopneumonia biasanya sama dengan pneumonia. Kondisi ini sering dimulai dengan kondisi mirip flu, yang menjadi lebih parah selama beberapa hari.
Gejala bronkopneumonia juga bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan kondisinya. Gejala cenderung parah umum terjadi pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lebih lemah.
Misalnya seperti anak kecil, orang dewasa yang lebih tua, atau orang yang memiliki kondisi tertentu atau sedang minum obat tertentu. Beberapa ciri penyakit bronkopneumonia meliputi:
- Demam
- Kesulitan bernafas
- Nyeri dada yang mungkin memburuk dengan batuk atau bernafas dalam-dalam
- Batuk lendir
- Berkeringat
- Menggigil
- Nyeri otot
- Energi rendah dan kelelahan
- Kehilangan selera makan
- Sakit kepala
- Kebingungan atau disorientasi, terutama pada orang dewasa yang lebih tua
- Pusing
- Mual dan muntah
- Batuk darah.
Gejala pneumonia pada anak
Pneumonia pada anak yang disebabkan bakteri akan membuat si Kecil sakit dalam rentang waktu yang cukup cepat. Gejala awalnya biasanya ditandai dengan demam tinggi tiba-tiba, napas yang terburu-buru, lalu disertai beberapa tanda berikut:
- Detak jantung yang cepat
- Kadar oksigen darah rendah
- Otot-otot dada tertarik
- Sifat lekas marah
- Penurunan minat makan, atau minum
- Demam
- Kemacetan pernapasan
- Sulit tidur
Sementara itu pneumonia pada anak yang disebabkan oleh virus cenderung baru akan menunjukkan gejala secara bertahap dan tidak terlalu parah. Tanda paling umum yang terlihat biasanya adalah bunyi mengi atau menciut-ciut saat anak bernapas.
Gejala pneumonia pada bayi
Secara umum penyebab maupun gejala yang ditimbulkan dalam kasus pneumonia pada bayi sama seperti yang dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa. Namun ada sedikit perbedaan yang ditunjukkan oleh bayi, seperti yang dilansir dari Rch, berikut ini:
- Sulit bernapas, bahkan bisa jadi tulang rusuk atau kulit di bawah leher terlihat seperti sedang ‘menghisap’.
- Bayi yang lebih kecil mungkin menggelengkan kepalanya saat bernapas
- Rewel dan lebih lelah dari biasanya
- Sakit pada perut.
Temui dokter segera jika kamu atau anak kamu memiliki gejala pneumonia. Akan sulit untuk mengetahui jenis pneumonia yang kamu miliki tanpa pemeriksaan menyeluruh dari dokter kamu.
Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi akibat penyakit bronkopneumonia?
Bronkopneumonia yang tidak diobati atau semakin parah dapat menyebabkan komplikasi, terutama pada orang yang berisiko. Seperti anak-anak, orang dewasa yang lebih tua, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau tertekan.
Sebab ini memengaruhi pernapasan seseorang, bronkopneumonia dapat menjadi sangat serius dan kadang-kadang dapat menyebabkan kematian.
Pada 2015, di seluruh dunia ada sekitar 920.000 anak di bawah usia 5 tahun meninggal karena pneumonia. Kejadian kematian ini sebagian besar disebabkan oleh bronkopneumonia. Komplikasi bronkopneumonia dapat meliputi:
- Kegagalan pernafasan. Ini terjadi ketika pertukaran penting oksigen dan karbondioksida di paru-paru menjadi gagal. Orang dengan gangguan pernapasan mungkin membutuhkan ventilator atau mesin pernapasan untuk membantu pernapasan.
- Sindrom gangguan pernapasan akut atau acute respiratory distress syndrome (ARDS). ARDS adalah bentuk kegagalan pernafasan yang lebih parah dan mengancam jiwa.
- Sepsis. Juga dikenal sebagai keracunan darah atau septikemia, yang mana inilah saat infeksi menyebabkan respons imun berlebihan yang merusak organ dan jaringan tubuh. Sepsis dapat menyebabkan kegagalan banyak organ dan mengancam jiwa.
- Abses paru-paru. Ini adalah kantung berisi nanah yang dapat terbentuk di dalam paru-paru.
Baca juga: Mengenal Emfisema, Penyakit Mematikan yang Menyerang Paru-Paru
Bagaimana cara mengatasi dan mengobati penyakit bronkopneumonia?
Pilihan pengobatan untuk bronkopneumonia dapat meliputi perawatan di rumah, dan juga perawatan medis dengan resep dokter. Berikut pembahasannya:
Perawatan bronkopneumonia di dokter
Apabila infeksi yang terjadi tergolong parah dan memenuhi salah satu kriteria berikut, maka kamu dianjurkan untuk segera berkonsultasi ke rumah sakit.
- Berusia di atas 65 tahun
- Mengalami kesulitan bernapas
- Mengalami nyeri dada
- Bernafas cepat
- Memiliki tekanan darah rendah
- Menunjukkan tanda-tanda kebingungan
- Butuh bantuan pernapasan
- Memiliki penyakit paru-paru kronis
Perawatan di rumah sakit biasanya meliputik antibiotik dan cairan intravena (IV). Jika kadar oksigen darah kamu rendah, maka kamu juga mungkin menerima terapi oksigen untuk membantu pernapasan kembali normal.
Dalam kasus infeksi virus seperti influenza, dokter kamu mungkin meresepkan antivirus untuk membantu mengurangi parahnya gejala kamu. Untuk perawatan pada anak, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik seperti Tylenol untuk mengurangi demam
Inhaler atau nebulizer juga mungkin diresepkan untuk membantu menjaga saluran udara tetap terbuka. Dalam kasus yang lebih parah, seorang anak mungkin memerlukan rawat inap untuk menerima cairan IV, pengobatan oksigen, atau terapi pernapasan.
Cara mengatasi bronkopneumonia secara alami di rumah
Virus bronkopneumonia biasanya tidak perlu perawatan medis kecuali sudah termasuk parah. Jika belum terlalu berat, kamu bisa membantu mengurangi gejalanya dengan melakukan beberapa cara berikut ini:
- Banyak istirahat
- Makan makanan bergizi
- Minum banyak cairan
- Melakukan beberapa pengobatan rumahan yang akan dibahas lebih rinci di bagian khusus pada artikel ini.
Apa saja obat bronkopneumonia yang biasa digunakan?
Menurut Mayoclinic, proses penyembuhan bronkopneumonia umum melibatkan pemberian beberapa jenis obat, seperti:
Obat bronkopneumonia di apotik
Beberapa obat pneumonia yang dapat kamu peroleh di apotik di antaranya adalah:
- Antibiotik, biasanya diberikan untuk penderita pneumonia yang diakibatkan bakteri
- Obat batuk, untuk meredakan batuk dan membantu kamu agar bisa sedikit beristirahat
- Pereda nyeri, dapat dikonsumsi sesuai kebutuhan untuk menurunkan demam dan mengurangi ketidaknyamanan.
Beberapa jenis obat yang bisa diberikan di antaranya seperti aspirin, ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya) dan acetaminophen (Tylenol, lainnya).
Obat bronkopneumonia alami
Berkumur dengan air garam
Berkumur dengan air garam dapat membantu menghilangkan sebagian lendir di tenggorokan dan meredakan iritasi. Untuk melakukannya kamu perlu melarutkan 1/4 hingga 1/2 sendok teh garam ke dalam segelas air hangat.
Kumur campuran larutan tersebut selama 30 detik, dan keluarkan. Ulangi setidaknya tiga kali setiap hari.
Minum teh peppermint panas
Peppermint memiliki kandungan dekongestan, anti-inflamasi, dan pereda nyeri yang dapat membantu meredakan iritasi dan mengeluarkan lendir.
Jika kamu hendak membuatnya sendiri, cuci dan potong daun mint segar dan letakkan di dalam cangkir atau teko. Tambahkan air mendidih dan biarkan selama sekitar lima menit. Saring dan sajikan dengan lemon, madu, atau susu.
Hirup aroma teh peppermint dalam-dalam saat sedang diseduh. Ini dapat membantu membersihkan saluran pernapasan kamu.
Baca juga: Bagi Penderita Darah Tinggi, Perhatikan Hal-Hal Berikut Sebelum Minum Kopi
Apa saja makanan dan pantangan untuk penderita bronkopneumonia?
Saat menderita pneumonia, kamu harus banyak mengonsumsi makanan bervitamin A karena bisa membantu menjaga keutuhan mukosa dalam saluran pernapasan.
Di sisi lain, kamu juga tidak boleh makan makanan yang mengandung pati atau karbohidrat kompleks seperti tepung terigu, dan biji-bijian.
Selain itu makanan dengan kandungan sakarin juga harus dihindari, karena dapat memperburuk gejala pneumonia yang telah ada.
Bagaimana cara mencegah penyakit bronkopneumonia?
Ada dua vaksin pneumonia yang tersedia untuk mencegah seseorang terjangkit penyakit ini. Pertama adal
ah PCV13, yang diberikan untuk anak di bawah usia 2 tahun. Vaksin ini sangat penting karena bayi dan anak kecil berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini.
Vaksin pneumonia yang kedua dinamakan PPSV23 dan direkomendasikan untuk anak-anak berusia dua tahun ke atas. Vaksin ini diklaim dapat melindungi penerimanya dari serangan 23 jenis bakteri pneumokokus.
Vaksin pneumonia ini juga dapat mencegah beberapa bentuk bronkopneumonia.
American Lung Association (ALA) merekomendasikan anak-anak di bawah lima tahun, dan orang dewasa di atas 65 tahun, untuk melakukan beberapa hal berikut agar terhindar dari penyakit pneumonia maupun bronkopneumonia.
- Mendapatkan vaksinasi terhadap penyakit lain yang dapat menyebabkan pneumonia, seperti flu, campak, cacar air, Hib, atau pertusis
- Berbicara dengan dokter tentang cara mencegah pneumonia dan infeksi lain ketika orang menderita kanker atau HIV
- Mencuci tangan secara teratur untuk menghindari kuman
- Tidak merokok karena tembakau merusak kapasitas paru-paru untuk melawan infeksi
- Memahami dan mengenali gejala-gejala pneumonia dengan saksama
Diagnosis penyakit bronkopneumonia
Untuk mendiagnosis bronkopneumonia, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan melihat riwayat medis seseorang. Masalah pernapasan, seperti sesak napas, adalah indikasi khas bronkopneumonia.
Namun bronkopneumonia dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan pilek atau flu, yang kadang-kadang dapat membuat diagnosis menjadi sulit.
Jika dokter mencurigai bronkopneumonia, dokter dapat melakukan satu atau lebih dari tes berikut untuk mengonfirmasi diagnosis atau menentukan jenis dan tingkat keparahan kondisinya:
- Sinar-X dada atau CT scan, tes ini memungkinkan dokter untuk melihat ke dalam paru-paru dan memeriksa tanda-tanda infeksi.
- Tes darah, ini dapat membantu mendeteksi tanda-tanda infeksi, seperti jumlah sel darah putih yang abnormal.
- Bronkoskopi, prosesnya termasuk melewati tabung tipis dengan cahaya dan kamera melalui mulut seseorang, turun ke batang tenggorokan, dan ke paru-paru. Prosedur ini memungkinkan dokter untuk melihat ke dalam paru-paru.
- Kebiasaan dahak, ini adalah tes laboratorium yang dapat mendeteksi infeksi dari lendir seseorang yang batuk.
- Oksimetri nadi, ini adalah tes yang digunakan untuk menghitung jumlah oksigen yang mengalir melalui aliran darah.
- Gas darah arteri, dokter menggunakan tes ini untuk menentukan kadar oksigen dalam darah seseorang.
Baca Juga: Jangan Sepelekan Demam Berdarah, Yuk Ketahui Gejala-gejalanya!
Apa yang dapat dipahami tentang bronkopneumonia
Gejala terkait bronkopneumonia ini dapat bervariasi, namun seringkali termasuk batuk, sulit bernapas, dan demam. Jika tidak dirawat secara lebih saksama, bronkopneumonia ini dapat menjadi lebih serius dan kadang-kadang menyebabkan kematian.
Penyakit ini sangat berbahaya pada anak-anak kecil, orang dewasa yang lebih tua, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu lainnya.
Biasanya, orang yang tidak mengompromikan diri pada masalah kesehatan seperti ini, bisa pulih dalam beberapa minggu dengan perawatan tepat.
Perawatan dapat dilakukan di rumah atau di rumah sakit, tergantung pada tingkat keparahan infeksi. Vaksinasi dapat membantu melindungi individu yang berisiko dari bronkopneumonia.
Temui dokter jika kamu mengira menderita pneumonia jenis apa saja. Dokter dapat memastikan kamu memiliki diagnosis yang benar dan menerima perawatan terbaik yang sesuai dengan kondisimu
Pneumonia dan COVID
Sekilas gejala yang ditunjukkan penderita pneumonia dan COVID-19 memiliki kemiripan. Keduanya sama-sama ditandai oleh batuk, demam, dan sesak napas. Ini terjadi karena virus corona juga bisa menyebabkan peradangan dengan merusak sel dan jaringan yang melapisi kantung udara di paru-paru kamu.
Dilansir dari Webmd, siapapun dapat terkena COVID-19 pneumonia, namun yang dianggap lebih berisiko adalah golongan orang dengan usia 65 tahun ke atas.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!