Share This Article
Pentoxifylline merupakan obat turunan dimethylxanthine yang termasuk dalam kelompok obat vasodilator perifer. Senyawa mikrokristalin berwarna agak keputihan ini memiliki sifat antioksida dan antiinflamasi yang bermanfaat untuk kesehatan.
Berikut informasi selengkapnya mengenai manfaat pentoxifylline, dosis, cara minum, serta risiko efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat pentoxifylline?
Pentoxifylline adalah obat yang digunakan untuk memperbaiki sirkulasi darah ke lengan dan kaki, yang dikenal sebagai penyakit pembuluh darah perifer. Obat ini juga digunakan untuk mengobati klaudikasio intermiten, yaitu nyeri otot kram atau mati rasa.
Pentoxifylline tersedia sebagai sediaan tablet salut selaput dan kaptabs (kapsul tablet) 400mg yang diminum per oral. Obat ini umumnya bisa didapatkan setelah ada rekomendasi dari dokter.
Apa fungsi dan manfaat pentoxifylline?
Pentoxifylline memiliki fungsi sebagai agen inhibitor fosfodiesterase nonselektif kompetitif dengan menurunkan kekentalan darah. Obat ini juga dapat menurunkan potensi inflamasi, serta menurunkan potensi agregasi platelet dan pembentukan gumpalan darah dalam sistem sirkulasi.
Pentoxifylline dapat meningkatkan aliran darah dengan meningkatkan kelenturan eritrosit dan leukosit. Berdasarkan sifat inilah, pentoxifylline banyak dimanfaatkan sebagai pengobatan untuk kondisi berikut:
Penyakit arteri perifer
Manfaat utama dari pentoxifylline adalah untuk mengurangi gejala sakit, kram, mati rasa, atau kelemahan pada lengan atau tungkai yang terjadi karena klaudikasio intermiten. Klaudikasio intermiten merupakan salah satu bentuk penyakit nyeri otot karena penyakit arteri perifer.
Adanya penyakit ini membuat penderita akan merasakan nyeri saat berjalan, tetapi nyeri menghilang ketika beristirahat. Tujuan dari pengobatan ini biasanya untuk memperpanjang durasi dan memberikan pengurangan gejala nyeri saat berjalan.
Untuk pengobatan yang lebih efektif, dokter mungkin akan menyarankan kamu untuk berhenti merokok apabila sedang merokok. Selain itu, terapi latihan dan menurunkan berat badan juga dapat menjadi pilihan yang dianjurkan selama pengobatan.
Penyakit serebrovaskular
Pentoxifylline juga dapat diberikan untuk insufisiensi serebrovaskular kronis dan akut. Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala yang berkaitan dengan penuaan, misalnya stroke, disorientasi memori, apraksia, dan gangguan penalaran lain.
Sifat antioksidan dan antiinflamasi yang dimiliki pentoxifylline menjadi salah satu pertimbangan untuk memperlambat gejala penyakit serebrovaskular.
Merek dan harga obat pentoxifylline
Obat ini termasuk dalam golongan obat keras sehingga kamu mungkin memerlukan resep dokter untuk bisa mendapatkannya. Beberapa merek pentoxifylline yang telah beredar di Indonesia adalah Haemotal, Reotal Sr, Lusitren, Tarontal, Pentoplat, Tioxad, Trental, Platof.
Berikut informasi mengenai beberapa merek obat pentoxifylline beserta harganya:
- Platof 400mg tablet. Sediaan tablet mengandung pentoxifylline 400mg yang bisa kamu dapatkan dengan harga Rp5.606/tablet.
- Trental 400mg tablet. Sediaan tablet untuk membantu memperlancar peredaran darah karena penyumbatan arteri dan diabetes. Obat ini diproduksi oleh Sanofi Aventis dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp15.754/tablet.
- Tarontal 100mg tablet. Sediaan tablet untuk membantu melancarkan peredaran darah yang bisa kamu dapatkan dengan harga Rp6.067/tablet.
- Tarontal 400mg tablet. Sediaan tablet untuk mengobati gangguan sirkulasi darah pada otak dan iskemia. Obat ini diproduksi oleh Bernofarm dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp11.239/tablet.
Bagaimana cara minum obat pentoxifylline?
Minum obat sesuai petunjuk cara minum serta dosis yang telah diresepkan oleh dokter. Jangan minum obat dalam dosis yang lebih banyak atau lebih sedikit dari yang direkomendasikan.
Obat ini bisa kamu minum bersamaan dengan makanan atau segera setelah makan. Berusahalah untuk meminum obat dalam waktu yang sama setiap hari.
Untuk sediaan tablet salut selaput, minum tablet utuh dengan segelas air. Obat jangan dihancurkan, digerus, atau dilarutkan tanpa instruksi dari dokter. Beritahu dokter apabila kamu mengalami kesulitan menelan tablet.
Kamu mungkin perlu melakukan tes darah secara berkala saat mengonsumsi pentoxifylline.
Kamu mungkin memerlukan waktu pengobatan hingga 4 pekan hingga gejala benar-benar membaik. Hubungi dokter apabila gejala tidak membaik setelah 8 pekan pengobatan.
Minum obat secara teratur untuk mendapatkan efek pengobatan yang maksimal. Jika lupa minum, segera ambil dosis saat kamu ingat. Lewati dosis apabila masuk waktu minum berikutnya. Jangan menggandakan dosis obat dalam satu waktu minum.
Kamu bisa menyimpan pentoxifylline pada suhu ruangan terhindar dari kelembapan dan paparan sinar matahari setelah digunakan.
Berapa dosis obat pentoxifylline?
Dosis dewasa
Dosis lazim sebagai obat tablet lepas lambat: 400mg diminum tiga kali sehari dan dapat dikurangi menjadi 400mg diminum dua kali sehari untuk meminimalkan risiko toksisitas.
Apakah pentoxifylline aman untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) memasukkan pentoxifylline dalam golongan obat kategori kehamilan C.
Studi penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa obat ini dapat menyebabkan efek merugikan pada janin (teratogenik). Namun, belum ada studi terkontrol yang memadai pada wanita hamil. Penggunaan obat dilakukan apabila manfaat yang didapatkan lebih besar dari risikonya.
Pentoxifylline telah diketahui dapat terserap dalam ASI sehingga tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Apa efek samping obat pentoxifylline yang mungkin terjadi?
Hentikan pengobatan dan hubungi dokter apabila muncul gejala efek samping berikut setelah mengonsumsi obat ini:
- Gejala reaksi alergi, seperti ruam kemerahan, gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
- Nyeri dada
- Dada berdebar-debar
- Urine berwarna merah
- Kepala pusing seperti akan pingsan
- Gejala perdarahan perut, seperti tinja berdarah, batuk darah atau muntah yang terlihat seperti bubuk kopi.
Efek samping umum yang mungkin terjadi dari penggunaan pentoxifylline, antara lain:
- Pusing
- Sakit kepala
- Mual atau muntah
- Diare
- Kembung
- Sakit perut
Hubungi dokter apabila gejala efek samping tersebut tidak hilang, atau semakin parah, atau muncul gejala efek samping lain.
Peringatan dan perhatian
Kamu tidak boleh mengonsumsi obat ini apabila pernah mengalami reaksi alergi saat minum pentoxifylline sebelumnya. Beritahu dokter mengenai riwayat alergi lain yang kamu miliki, terutama alergi kafein dan obat theophylline.
Kamu juga tidak boleh mengonsumsi obat ini apabila memiliki riwayat penyakit berikut:
- Stroke baru-baru ini
- Perdarahan di otak
- Perdarahan abnormal pada pembuluh darah mata
- Irama jantung abnormal
- Serangan jantung
Beritahu dokter mengenai riwayat kesehatan lain yang kamu miliki sebelum menggunakan pentoxifylline, terutama:
- Penyakit jantung
- Penyakit arteri koroner
- Tukak lambung
- Gangguan fungsi hati
- Gangguan fungsi ginjal
- Pembedahan yang dilakukan baru-baru ini
- Tekanan darah rendah
- Perdarahan otak atau retina
Beritahu dokter apabila kamu sedang mengonsumsi obat-obatan berikut ini saat akan menggunakan pentoxifylline:
- Obat untuk nyeri dan peradangan, misalnya ketorolac, meloxicam
- Obat untuk menetralkan asam lambung, misalnya cimetidine
- Obat untuk pembekuan darah, misalnya warfarin, heparin
- Obat untuk diabetes, misalnya insulin dan obat hipoglikemik oral
- Teofilin
- Ciprofloxacin
Hindari mengonsumsi alkohol karena risiko efek samping tertentu dapat meningkat saat kamu meminum obat bersamaan dengan alkohol.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.