Share This Article
Naproxen merupakan obat antiinflamasi non-steroid (AINS) yang termasuk dalam golongan obat asam propionat.
Kali pertama obat ini dipatenkan pada 1967 dan mulai diizinkan untuk penggunaan medis di Amerika Serikat pada 1976.
Berikut ini informasi selengkapnya mengenai naproxen, manfaat, dosis, cara penggunaan, serta risiko efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat naproxen?
Naproxen adalah obat antiinflamasi yang digunakan untuk mengatasi nyeri, kram saat menstruasi, dan gangguan inflamasi seperti radang sendi.
Obat ini tersedia sebagai obat generik dalam sediaan oral lepas lambat dan tablet biasa, juga sebagai suppositoria.
Tablet pelepasan tertunda atau lepas lambat adalah bentuk naproxen yang bekerja lebih lambat. Jenis obat ini hanya digunakan untuk mengobati kondisi kronis seperti radang sendi atau ankylosing spondylitis.
Apa fungsi dan manfaat obat naproxen?
Naproxen berfungsi sebagai agen inhibitor COX-2 non-selektif yang dapat mengurangi produksi inflamasi alami oleh prostaglandin.
Dalam dunia kesehatan, obat ini memiliki manfaat untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan berkaitan dengan kondisi berikut:
1. Penyakit radang
Obat ini digunakan terutama untuk mengatasi peradangan, seperti gejala osteoartritis, rheumatoid arthritis, dan ankylosing spondylitis.
Obat ini digunakan dalam kombinasi tetap dengan esomeprazole pada pasien yang berisiko tukak lambung yang terkait dengan terapi AINS.
Pengobatan dapat diberikan juga untuk pasien yang memiliki gejala gout atau penyakit asam urat akut. Obat ini juga untuk mengobati gejala artritis reumatoid remaja pada anak usia di atas 2 tahun.
2. Nyeri
Obat ini dapat digunakan untuk meredakan nyeri yang berkaitan dengan inflamasi pada beberapa bagian tubuh tertentu.
AINS dianggap sebagai agen lini pertama untuk mengobati serangan migrain ringan hingga sedang. Obat ini juga direkomendasikan untuk serangan migrain parah yang sebelumnya merespons AINS atau analgesik nonopiate.
Pengobatan sendiri (swamedikasi) dapat dilakukan pada anak-anak usia di atas 12 tahun dan orang dewasa. Pengobatan terutama untuk menghilangkan nyeri ringan yang berhubungan dengan flu biasa, sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, sakit punggung, dan nyeri ringan artritis.
3. Dismenore
Dysmenorrhea (dismenore) atau nyeri saat haid merupakan istilah medis untuk periode menstruasi menyakitkan yang disebabkan oleh kontraksi rahim. Terdapat dua jenis golongan untuk gangguan ini, yaitu dismenore primer dan sekunder.
Dismenore primer mengacu pada nyeri berulang, sedangkan dismenore sekunder disebabkan oleh gangguan sistem reproduksi. Keduanya bisa diobati.
Gejala dismenore primer dapat diberikan pengobatan naproxen sebagai terapi awal apabila pasien tidak kontraindikasi NSAID.
Biasanya, obat ini digunakan sebagai pengobatan sendiri (swamedikasi) untuk meredakan nyeri ringan yang berhubungan dengan kram menstruasi.
4. Demam
Demam adalah peningkatan sementara suhu tubuh yang sering kali disebabkan karena suatu penyakit. Demam merupakan tanda bahwa sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi dalam tubuh manusia.
Selain untuk beberapa kasus peradangan, obat ini dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri untuk menurunkan demam pada anak. Pengobatan dapat diberikan pada anak usia di atas 12 tahun dan dewasa.
Merek dan harga obat naproxen
Obat naproxen telah memiliki izin untuk penggunaan medis di Indonesia. Obat ini diedarkan dengan beberapa nama dagang dan merek generik sebagai berikut:
Obat generik
- Naproxen 500mg. Sediaan tablet generik yang dijual dengan harga berkisar Rp22.500-Rp30.000/tablet.
- Naproxen CF 500mg. Sediaan tablet generik naproxen yang dijual dengan harga berkisar Rp335.000-Rp350.000/strip.
Obat paten
- Dolormin tablet. Sediaan tablet mengandung obat naproxen yang bisa kamu dapatkan dengan harga berkisar Rp275.000-Rp397.000/strip.
- Aleve tablet 220mg. Sediaan tablet mengandung sodium naproxen 220mg yang bisa kamu dapatkan dengan harga berkisar Rp150.000-Rp263.000/strip.
- Xenifar tablet. Sediaan tablet mengandung naproxen 500mg yang dijual dengan harga berkisar Rp15.000-Rp22.500/tablet.
Bagaimana cara minum obat naproxen?
- Gunakan naproxen sesuai petunjuk penggunaan pada kemasan label obat atau petunjuk yang diresepkan oleh dokter. Jangan minum obat ini dalam jumlah yang lebih besar atau lebih lama dari yang direkomendasikan. Disarankan untuk gunakan dosis terendah yang efektif untuk pengobatan.
- Kocok suspensi oral (cairan) dengan baik sebelum mengukur dosis. Takar obat cair dengan sendok takar atau gelas obat khusus yang telah tersedia. Jangan gunakan sendok dapur untuk menghindari risiko salah takar dosis obat.
- Jika kamu mengganti merek, kekuatan, atau bentuk obat ini, maka kebutuhan dosis pengobatan bisa berubah. Tanyakan pada apoteker apabila kamu berniat mengganti merek atau jenis obat yang digunakan.
- Dosis penggunaan obat ditentukan berdasarkan berat badan pada anak-anak, dan setiap perubahan dapat memengaruhi dosis anak. Konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum memberikannya pada anak-anak.
- Obat ini sebaiknya diminum bersamaan dengan makanan. Efek tidak menyenangkan obat ini mungkin akan memengarungi fungsi pencernaan. Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter atau apoteker apabila kamu memiliki gangguan gastrointestinal
- Jika kamu menggunakan obat ini dalam jangka panjang, kamu mungkin perlu sering melakukan tes medis. Obat ini mungkin dapat memengaruhi fungsi organ tertentu.
- Obat ini dapat menyebabkan hasil yang tidak biasa dengan tes kesehatan tertentu. Katakan kepada dokter apabila kamu menggunakan naproxen sebelum memulai tes medis.
- Simpan obat naproxen setelah digunakan pada suhu kamar jauh dari kelembapan, panas, dan cahaya matahari. Pastikan agar botol tetap tertutup rapat saat tidak digunakan.
Berapa dosis obat naproxen?
Dosis dewasa
Gangguan muskuloskeletal akut, dismenorea, nyeri ringan hingga sedang
- Dosis lazim: 500mg diikuti 250mg tiap 6-8 jam sesuai kebutuhan.
- Dosis maksimal: 1.250mg pada hari pertama kemudian 1.000 mg setelahnya.
- Dosis tablet lepas lambat: 1.000mg sekali sehari, dapat disesuaikan menjadi 1.500mg sekali sehari untuk pengobatan jangka pendek.
- Dosis maksimal tablet lepas lambat: 1.000mg setiap hari.
Ankylosing spondylitis, osteoarthritis, rheumatoid arthritis
- Dosis lazim: 500-1.000mg sehari sebagai dosis tunggal atau dalam 2 dosis terbagi.
- Dosis sebagai tablet effervescent: 250mg diminum dua kali sehari. Dosis dapat disesuaikan sampai dengan 500-1.000mg per hari dalam 2 dosis terbagi.
- Dosis sebagai tablet lepas lambat: 750-1.000mg diminum sekali sehari. Dosis dapat disesuaikan menurut respons klinis pasien.
- Dosis maksimal: 1.000mg setiap hari.
- Dosis sebagai tablet pelepasan tertunda: 375mg atau 500mg dua kali sehari. Dosis dapat disesuaikan sesuai dengan respons klinis.
- Gunakan dosis efektif terendah untuk durasi sesingkat mungkin berdasarkan tujuan pengobatan masing-masing pasien.
Gout akut
- Dosis lazim: 750mg diikuti 250 mg tiap 8 jam sampai serangan mereda.
- Dosis sebagai tablet lepas lambat: 1.000-1.500mg diikuti 1.000mg sekali sehari sampai serangan mereda.
Dosis anak
Artritis idiopatik juvenil
- Usia di atas 5 tahun dapat diberikan dosis 10mg per kg berat badan sehari dalam 2 dosis terbagi tiap 12 jam.
- Dosis maksimal: 1.000mg setiap hari.
Apakah naproxen aman untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) belum memasukkan obat ini dalam golongan obat kategori apapun. Penggunaan obat untuk ibu hamil sebaiknya atas indikasi dari dokter. Pastikan untuk konsultasi lebih dahulu sebelum menggunakan obat ini.
Obat ini diketahui dapat terserap dalam ASI sehingga tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui. Penggunaan pada ibu menyusui dikhawatirkan akan membahayakan bayi yang sedang disusui.
Konsultasikan lebih dahulu dengan ahli medis sebelum menggunakan obat ini, baik untuk ibu hamil maupun menyusui.
Apa efek samping obat naproxen yang mungkin terjadi?
Risiko efek samping mungkin muncul akibat penggunaan dosis yang tidak tepat atau karena respons dari tubuh pasien. Berikut ini risiko efek samping yang mungkin terjadi dari penggunaan naproxen:
- Tanda-tanda reaksi alergi terhadap naproxen, seperti mengi atau kesulitan bernapas, gatal-gatal, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
- Tanda-tanda serangan jantung atau stroke, seperti nyeri dada menyebar ke rahang atau bahu, mati rasa atau kelemahan tiba-tiba di satu sisi tubuh, bicara cadel, dan sesak napas.
- Pembengkakan atau penambahan berat badan yang cepat
- Tanda pertama ruam kulit dengan gejala ringan, tetapi menyebar hingga menjadi urtikaria akut
- Tanda-tanda pendarahan perut yang ditandai dengan tinja berdarah, batuk darah atau muntah yang terlihat seperti bubuk kopi
- Gangguan hati yang ditandai dengan gejala mual, sakit perut bagian atas, gatal, perasaan lelah, gejala seperti flu, kehilangan nafsu makan, urine berwarna gelap, tinja berwarna tanah liat, atau penyakit kuning.
- Gangguan ginjal yang ditandai dengan buang air kecil sedikit atau tidak sama sekali, nyeri atau sulit buang air kecil, bengkak di kaki atau pergelangan kaki, merasa lelah atau sesak napas
- Sel darah merah rendah (anemia) yang ditandai dengan kulit pucat, merasa pusing atau sesak napas, detak jantung cepat, kesulitan berkonsentrasi
- Reaksi kulit yang parah, seperti gejala demam, sakit tenggorokan, bengkak di wajah atau lidah, rasa terbakar pada mata, nyeri kulit diikuti oleh ruam kulit merah atau ungu yang menyebar.
Efek samping umum yang mungkin terjadi setelah menggunakan naproxen, antara lain:
- Gangguan pencernaan, mulas, sakit perut, mual
- Sakit kepala, pusing, mengantuk
- Memar, gatal, ruam
- Pembengkakan
- Telinga berdenging
Peringatan dan perhatian
Naproxen dapat menyebabkan pendarahan lambung atau usus yang bisa berakibat fatal. Kondisi ini bisa terjadi tanpa peringatan saat kamu menggunakan obat ini, terutama pada lansia.
Kamu sebaiknya tidak menggunakan naproxen apabila kamu memiliki riwayat alergi obat ini sebelumnya. Kamu juga tidak boleh menggunakan obat ini apabila pernah mengalami serangan asma atau reaksi alergi parah setelah mengonsumsi aspirin atau NSAID.
Tanyakan kepada dokter atau apoteker apakah aman menggunakan obat ini apabila kamu memiliki rriwayat kondisi kesehatan berikut:
- Penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, atau jika kamu seorang perokok
- Riwayat serangan jantung, stroke, atau gangguan pembekuan darah
- Riwayat sakit maag atau pendarahan
- Asma
- Penyakit hati atau ginjal
- Retensi cairan atau urine
Hindari minum alkohol saat menggunakan obat ini karena dapat risiko pendarahan perut.
Tanyakan kepada dokter sebelum minum obat lain untuk nyeri, artritis, demam, atau bengkak, seperti ibuprofen atau ketoprofen. Mengambil produk tertentu bersama-sama dapat menyebabkan kamu overdosis obat AINS.
Tanyakan juga kepada dokter atau apoteker apakah aman untuk menggunakan obat ini apabila sedang menggunakan obat-obatan berikut:
- Kolestiramin
- Siklosporin
- Digoksin
- Litium
- Metotreksat
- Pemetrexed
- Fenitoin atau obat kejang lain
- Probenecid
- warfarin (Coumadin, Jantoven) atau pengencer darah lain
- Obat diuretik
- Obat jantung atau tekanan darah
- Insulin atau obat diabetes oral.
Obat-obatan lain mungkin dapat berinteraksi dengan naproxen, termasuk obat resep dan obat bebas, vitamin, serta produk herbal. Tanyakan pada apoteker apabila kamu sedang menggunakan beberapa obat tertentu sebelum menggunakan obat ini.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!