Share This Article
Benarkah tepung tapioka punya lebih banyak manfaat daripada jenis tepung lainnya? Tapioka adalah pati yang hampir murni dan memiliki nilai gizi yang sangat terbatas.
Tapioka secara alami bebas gluten, sehingga dapat berfungsi sebagai pengganti gandum dalam olahan makanan untuk orang yang menjalani diet bebas gluten.
Namun, apa hanya itu saja manfaat dari tepung tapioka? Mari simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Kandungan nutrisi tepung tapioka
Tapioka adalah pati yang hampir murni, jadi hampir seluruhnya terdiri dari karbohidrat. Tepung tapioka hanya mengandung sejumlah kecil protein, lemak, dan serat.
Nutrisi lain yang terkandung di dalamnya juga memiliki konsentrasi kecil, di bawah 0,1 persen dari jumlah kebutuhan asupan harian yang direkomendasikan.
Karena kurangnya protein dan nutrisi, tapioka secara nutrisi lebih rendah daripada kebanyakan biji-bijian dan tepung. Namun, tapioka bisa menjadi sumber zat besi yang baik, menyediakan 1,58 mg mineral.
Berikut kandungan nutrisi dalam 100 gram tepung tapioka:
- Karbohidrat : 88,7g
- Kalori : 358
- Lemak : 0,02g
- Sodium : 1mg
- Serat : 0,9g
- Gula : 3,35g
- Protein : 0,2g
Baca Juga : Jenis-jenis Tepung Tinggi Protein yang Bergizi dan Kaya Manfaat
Manfaat tepung tapioka untuk kesehatan
Banyak manfaat kesehatan yang dikaitkan dengan tapioka berasal dari nutrisi yang diberikan oleh yuca atau ubi kayu. Tetapi sebagian besar nutrisi ini hilang dalam proses pembuatan yang mengubah singkong menjadi tapioka.
Namun, meski begitu, ada beberapa manfaat tepung tapioka yang tidak bisa didapatkan dari jenis tepung lainnya. Berikut beberapa manfaat tepung tapioka yang harus kamu tahu.
1. Cocok untuk diet tertentu
Tepung tapioka cocok untuk orang yang alergi atau tidak toleran terhadap gandum, biji-bijian, dan gluten. Orang yang alergi gluten harus melakukan diet bebas gluten atau gluten-free.
Karena tapioka secara alami bebas dari biji-bijian dan gluten, ini mungkin pengganti yang cocok untuk produk berbasis gandum atau jagung.
Jika kamu menderita penyakit celiac atau sensitivitas gluten non-celiac dapat menggunakan tepung ini untuk membuat roti dan makanan panggang lainnya.
Selain itu, tepung tapioka juga termasuk vegan, dan sering digunakan oleh mereka yang mengikuti diet paleo, atau diet protokol autoimun (AIP).
Baca Juga : Kenali Dulu Sebelum Mencoba Pola Makannya, Apa Itu Gluten Free?
2. Menjaga kesehatan usus
Tapioka merupakan sumber pati resisten. Sesuai dengan namanya, pati resisten bersifat resisten terhadap pencernaan dan berfungsi layaknya serat pada sistem pencernaan.
Pati resisten melewati usus kecil tanpa dicerna. Sebaliknya, pati di fermentasi di usus besar dan memberi makan bakteri usus yang sehat sehingga mengurangi peradangan dan jumlah bakteri berbahaya.
3. Kontrol gula darah
Tak hanya kesehatan usus, pati resisten juga telah dikaitkan dengan sejumlah manfaat bagi kesehatan secara keseluruhan.
Pati resisten disebut mampu menurunkan kadar gula darah setelah makan, meningkatkan metabolisme glukosa dan insulin, serta meningkatkan rasa kenyang.
Ini semua adalah faktor yang berkontribusi pada kesehatan metabolisme yang lebih baik.
4. Mencegah anemia defisiensi besi
Seperti disebutkan di atas, tepung tapioka adalah sumber zat besi yang baik. Satu porsi mutiara tapioka mengandung 1,58 mg zat besi.
Ini membuat tepung tapioka punya manfaat untuk mencegah anemia karena defisiensi zat besi. Anemia defisiensi besi sering terjadi pada wanita usia subur dan anak-anak.
Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan termasuk cacat lahir, kematian bayi, gangguan fungsi kognitif, dan kekebalan yang buruk.
Dampak negatif dari tepung tapioka
Selain beberapa manfaat di atas, tepung tapioka juga bisa berdampak buruk apabila tidak cermat dalam pengolahannya.
1. Alergi
Kasus reaksi alergi terhadap singkong atau tepung tapioka memang tergolong langka. Namun, orang yang alergi terhadap lateks dapat mengalami reaksi alergi karena reaktivitas silang.
Itu berarti tubuh salah mengira senyawa dalam singkong sebagai alergen dalam lateks, sehingga menyebabkan reaksi alergi. Kondisi ini disebut dengan latex-fruit syndrome.
2. Beracun kalau salah olah
Seperti beberapa makanan nabati lainnya, tapioka (singkong) mengandung glikosida sianogenik yang melepaskan sianida di dalam tubuh. Ini dapat menyebabkan neurotoksisitas pada tingkat tinggi.
Mengonsumsi akar singkong yang diproses dengan buruk dikaitkan dengan keracunan sianida, penyakit kelumpuhan yang disebut konzo, dan bahkan kematian.
Namun, ada beberapa cara untuk menghilangkan zat berbahaya ini selama pemrosesan dan pemasakan. Tapioka yang diproduksi secara komersial umumnya tidak mengandung zat yang berbahaya dan aman dikonsumsi.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!