Share This Article
Belakangan ini, beredar kabar di media sosial soal artis Aurel Hermansyah yang sedang menjalankan puasa mutih menjelang pernikahannya. Tak sedikit warganet yang ikut nimbrung dalam riuhnya pemberitaan yang muncul.
Lantas, apa sebenarnya puasa mutih itu? Apakah mempunyai manfaat untuk kesehatan? Yuk, temukan jawabannya dengan ulasan berikut ini!
Apa itu puasa mutih?
Puasa mutih tidak dikenal dalam dunia medis. Pola makan tersebut lebih mengarah ke aspek tradisi atau budaya. Menurut sebuah publikasi, istilah ‘mutih’ dalam puasa mutih berasal dari kata putih, di mana seseorang hanya boleh mengonsumsi nasi dan air putih.
Tak hanya itu, makanan yang disantap juga tak boleh memiliki rasa alias pantang untuk diberi gula atau garam. Namun, sebenarnya tak ada aturan mengikat dalam pelaksanaannya. Terkadang, seseorang masih mengonsumsi roti putih dan bagian putih telur saat berpuasa mutih.
Puasa mutih menitikberatkan pada nilai dan filosofi, melambangkan penyucian diri, baik jiwa maupun raga. Puasa itu sering dilakukan menjelang hari penting atau acara tertentu dengan harapan mendapat keberkahan.
Pandangan dari sisi medis
Menurut pakar gizi Dr. Rita Ramayulis, seperti dikutip dari Detik, puasa mutih boleh dilakukan asalkan dalam periode yang singkat. Tidak adanya asupan gula maupun garam secara tidak langsung bisa memberi dampak positif bagi tubuh, misalnya metabolisme yang akan berjalan lebih baik.
Namun, jika dilakukan dalam waktu yang cukup lama, misalnya lebih dari satu minggu, puasa mutih dikhawatirkan akan membuat seseorang kekurangan gizi. Sebab, puasa mutih menghindari makanan selain nasi yang umumnya mengandung vitamin, protein, zat besi, dan nutrisi lain.
Belum lagi, nasi merupakan makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi, tidak baik jika dikonsumsi secara berlebihan tanpa diimbangi nutrisi lainnya.
Baca juga: Wajib Dicoba, Menu Diet Tanpa Nasi yang Mudah dan Bergizi
Efek lain yang mungkin terjadi
Orang yang melakukan puasa mutih sangat rentan mengalami peningkatan kadar karbohidrat di dalam tubuh. Menurut anjuran Kementerian Kesehatan, asupan harian karbohidrat yang disarankan adalah 430 g untuk pria dewasa dan 360 gram untuk wanita dewasa.
Selain memiliki risiko defisiensi atau kekurangan nutrisi seimbang, orang yang rutin puasa mutih dalam jangka waktu panjang berpotensi mengalami kondisi tertentu, seperti:
Berat badan naik
Sudah menjadi hal umum jika seseorang ingin menurunkan berat badan maka asupan nasi sebaiknya dikurangi. Sebaliknya, jika hanya mengonsumsi nasi, berat badan bisa meningkat secara drastis.
Sebuah penelitian yang terbit di Journal of Clinical Chemistry memaparkan, asupan tinggi karbohidrat bisa meningkatkan massa tubuh. Lama-kelamaan, hal itu dapat menjadi faktor risiko obesitas atau kegemukan.
Risiko terkena diabetes
Jika dilakukan dalam jangka waktu yang lama, puasa mutih mungkin bisa meningkatkan risiko terkena diabetes. Seperti yang telah dijelaskan, nasi adalah makanan yang mempunyai indeks glikemik tinggi.
Dikutip dari Harvard School of Public Health, hal itu dapat memicu terjadinya lonjakan gula dalam darah. Jika dibiarkan, diabetes tipe 2 akan mudah menyerang.
Penurunan fungsi otak
Percaya atau tidak, tingginya asupan karbohidrat bisa membawa dampak buruk pada fungsi otak, lho. Satu penelitian yang melibatkan 1.230 orang menyimpulkan bahwa diet tinggi karbohidrat dapat meningkatkan risiko hingga empat kali lipat terkena gangguan kognitif ringan.
Belum diketahui secara pasti bagaimana mekanismenya. Namun, studi lain menjelaskan bahwa tingginya asupan karbohidrat dapat memicu peradangan pada hipokampus, bagian otak yang berperan dalam menjaga daya ingat dan respons tubuh.
Mudah lelah
Karbohidrat sering dianggap sebagai sumber energi. Anggapan tersebut memang tak sepenuhnya salah. Namun, tingginya karbohidrat justru bisa memberi efek sebaliknya, yaitu mudah lelah.
Setelah mengonsumsi nasi, kadar gula dalam darah akan melonjak, membuatmu lebih bertenaga dalam melakukan sesuatu. Namun, peningkatan itu sering kali diikuti oleh penurunan kadar glukosa dengan cepat. Akibatnya, aktivitas saraf atau neuron tertentu juga terdampak.
Bahkan, menurut sebuah publikasi di Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat, terlalu banyak makan nasi di siang hari bisa membuatmu mudah mengantuk dan mengalami gangguan tidur pada malamnya.
Nah, itulah serba-serbi tentang puasa mutih yang perlu kamu tahu. Meski dianggap aman jika dilakukan dalam waktu yang singkat, tetap perhatikan asupan gizi seimbang agar tubuh tetap bugar, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!