Share This Article
Sudah tonton kisah Beth Harmon dalam serial Netflix terbaru, “The Queen’s Gambit”? Beth adalah seorang jenius catur yang kecanduan obat penenang sejak dipaksa mengonsumsi pil berwarna hijau di panti asuhan tempatnya dibesarkan. Dalam kisahnya, obat fiksi tersebut bernama xanzolam.
Menurut Newsweek, xanzolam memiliki kemiripan dengan chlordiazepoxide atau dikenal sebagai Librium yang disetujui untuk penggunaan medis sejak 1960 dan diresepkan untuk perempuan Amerika yang mengalami kecemasan dan insomnia.
Dalam kehidupan nyata, kebutuhan obat penenang memang dibutuhkan bagi sebagian orang. Namun bagaimana bila seseorang mengalami kecanduan seperti yang dialami oleh Beth? Berikut penjelasan mengenai gejala, efek, dan cara mengatasi kecanduan obat penenang.
Apa itu obat penenang?
Obat penenang atau sedatif adalah jenis obat resep yang memperlambat aktivitas otak. Jenis obat ini biasanya digunakan untuk membuat lebih rileks.
Dokter biasanya meresepkan obat penenang untuk mengatasi kondisi seperti kecemasan dan gangguan tidur, atau sebagai anestesi umum.
Produksi dan penjualan sedatif dikendalikan dan diatur dengan sangat ketat. Alasannya, karena obat ini bisa membuat kecanduan bahkan di luar kendali pengonsumsinya.
Penting untuk berhati-hati saat menggunakan obat-obatan ini untuk menghindari ketergantungan dan kecanduan. Jangan meminumnya kecuali dengan resep dokter.
Baca juga: 7 Tips Mengatasi Kesepian dan Kesedihan agar Tak Berujung Depresi
Bagaimana tanda dan gejala kecanduan obat penenang?
Gejala kecanduan obat penenang muncul dalam dua area: psikologis dan fisik. Masing-masing membutuhkan jumlah waktu yang berbeda hingga gejala penarikan terjadi.
Gejala psikologis termasuk ketika kamu kamu mengonsumsinya secara teratur dan merasa tidak dapat berhenti meminumnya. Mungkin akan sangat jelas jika kamu melampaui dosis yang ditentukan atau jumlah yang aman.
Gejalanya psikologis juga termasuk ketika kamu membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk mencapai efek yang sama. Ini berarti tubuhmu telah terbiasa dengan obat tersebut dan membutuhkan lebih banyak untuk mencapai efek yang diinginkan.
Ada pula gejala fisik kecanduan obat penenang, termasuk:
- Ucapan cadel atau lambat
- Fungsi motorik terganggu
- Kontrol impuls yang buruk
- Pusing
- Otot gemetar
- Gelisah
- Berkeringat berlebihan
- Halusinasi
- Mengigau
Intensitas gejala yang ditampilkan mungkin bergantung pada berbagai faktor, seperti penyalahgunaan obat penenang, dosis, frekuensi, dan berbagai faktor lainnya.
Gejala penarikan saat ketergantungan obat
Ketergantungan cenderung menjadi hal yang jelas jika kamu mengalami gejala penarikan.
Hal ini terjadi ketika tubuh merespons ketiadaan obat penenang dengan gejala fisik dan mental yang tidak nyaman atau menyakitkan, seperti meningkatnya kecemasan, sifat lekas marah, dan ketidakmampuan untuk tidur.
Dalam beberapa kasus, kamu dapat jatuh sakit atau mengalami kejang jika tubuh terbiasa dengan obat penenang dalam jumlah tinggi. Ketergantungan berkembang tergantung pada toleransi tubuh terhadap obat tersebut.
Apa saja efek samping dari obat penenang?
Obat penenang dapat memiliki efek samping jangka pendek dan jangka panjang. Beberapa efek langsungnya meliputi:
- Kantuk
- Pusing
- Penglihatan kabur
- Tidak bisa melihat kedalaman atau jarak seperti biasanya (gangguan persepsi)
- Gangguan refleksitas tubuh
- Bernapas lebih lambat
- Tidak merasa sakit
- Sulit fokus atau berpikir (gangguan kognisi)
- Berbicara lebih lambat
Penggunaan obat penenang jangka panjang dapat menyebabkan efek samping berikut:
- Sering lupa atau kehilangan ingatan (amnesia)
- Gejala depresi, seperti kelelahan, perasaan putus asam atau pikiran untuk bunuh diri
- Konsisi kesehatan mental, seperti kecemasan
- Disfungsi hati atau gagal hati akibat kerusakan jarongan atau overdosis
- Berkembangnya ketergantungan obat penenang yang dapat menyebabkan gejala penarikan diri, terutama jika kamu berhenti menggunakannya secara tiba-tiba
Bagaimana cara mengatasi kecanduan obat penenang?
Langkah pertama untuk memerangi kecanduan adalah berhenti menyangkal bahwa kecanduan itu ada.
Setelahnya, pengobatan dapat dimulai. Pengobatan ini termasuk belajar mengenai kecanduan dan keterampilan pemulihan, memaksimalkan keberhasilan pengobatan, dan menjadikan pemulihan sebagai hal jangka panjang.
Dalam perawatan residensial, detoksifikasi dapat digunakan sehingga tubuh dapat terbebas dari obat serta racun yang tersisa yang mungkin masih ada di dalam tubuh.
Setelah detoks selesai, rencana perawatan akan diperbarui secara teratur untuk memastikanmu tetap berada di jalan menuju pemulihan.
Program pengobatan dirancang untuk mempersiapkanmu menghadapi tekanan dunia dan melawan keinginan untuk kambuh. Setiap hari, kamu akan menjadi lebih kuat dan belajar lebih banyak, yang menjauhkanmu dari cengkeraman kecanduan obat penenang.
Adakah alternatif untuk obat penenang?
Jika kamu khawatir tentang ketergantungan obat penenang, bicarakan dengan dokter mengenai alternatifnya.
Antidepresan, seperti SSRI, dapat membantu mengatasi kecemasan atau gangguan panik. Teknik pengurangan stres juga dapat membantu, seperti:
- Olahraga
- Meditasi
- Aromaterapi dengan minyak esensial (terutama lavender)
Melakukan sleep hygiene atau pola tidur bersih adalah cara lain untuk membantu mengatasi gangguan tidur. Pergi tidur dan bangun pada waktu yang sama (bahkan pada hari libur) dan jangan gunakan perangkat elektronik menjelang waktu tidur.
Jika perubahan gaya hidup tidak membantu, bicarakan dengan dokter tentang mengonsumsi suplemen seperti melatonin atau akar valerian.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar mengatasi kesepian dan kesedihan? Silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!