Share This Article
Produktivitas dan target kerja seringkali menjadi prioritas utama di lingkungan perusahaan. Tekanan kompetisi, tuntutan performa, serta budaya kerja cepat kerap memaksa karyawan untuk menyesuaikan diri dengan ritme aktivitas yang padat. Tanpa disadari, pola hidup yang terbentuk di lingkungan kerja tersebut justru dapat menjadi faktor risiko berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah kolesterol tinggi pada karyawan.
Kolesterol tinggi selama ini sering dikaitkan dengan pola makan berlemak atau usia lanjut saja. Padahal kenyataannya, kolesterol tinggi pada karyawan mengalami peningkatan cukup signifikan. Kondisi ini tidak hanya membahayakan kesehatan individu, tetapi juga berdampak langsung terhadap produktivitas kerja dan beban biaya perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai faktor tersembunyi yang berpotensi memicu masalah ini.
Penyebab Kolesterol Tinggi pada Karyawan
1. Stres Akibat Kerja Berlebihan: Pemicu Utama Kolesterol Tinggi di Kantor
Tekanan kerja yang ritmenya secara terus-menerus setiap hari ternyata juga bisa menjadi salah satu faktor pemicu kolesterol tinggi pada karyawan. Saat seseorang mengalami stres berlebihan, tubuh memproduksi hormon kortisol dalam jumlah tinggi. Hormon ini berfungsi untuk membantu tubuh beradaptasi terhadap stres, namun dalam jangka panjang bisa memicu peningkatan kadar kolesterol.
Melansir penjelasan dari Everyday Health, beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah, sehingga meningkatkan risiko masalah kardiovaskular. Pada tahun 2017, beberapa peneliti telah mengumpulkan data untuk lima kelompok orang dengan tingkat paparan stres yang berbeda-beda. Hasilnya adalah individu dengan tingkat stres yang cukup besar ternyata cenderung memiliki trigliserida dan kolesterol LDL tinggi.
Oleh karena itu, beban kerja yang tidak seimbang hingga target yang menumpuk membuat pekerja kantoran rentan mengalami stres kronis. Hal ini tidak hanya memengaruhi kondisi emosional, tetapi juga sistem metabolisme tubuh, termasuk keseimbangan kadar lemak darah. Jika tidak ditangani segera, stres yang berkepanjangan bisa menjadi salah satu penyebab utama munculnya berbagai masalah kesehatan, termasuk kolesterol tinggi pada karyawan.
Maka sangat penting bagi perusahaan menyediakan program manajemen stres dan ruang konseling bagi karyawan. Tujuannya tentu untuk mencegah penyebab kolesterol tinggi pada karyawan.
2. Pola Tidur Tidak Teratur: Gangguan Metabolisme yang Picu Kolesterol
Pola tidur yang buruk berkontribusi besar terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk kadar kolesterol. Karyawan yang sering begadang atau memiliki waktu tidur kurang dari enam jam per malam, lebih rentan mengalami gangguan metabolisme. Tubuh yang kurang istirahat kesulitan mengatur kadar gula darah, hormon, dan metabolisme lemak.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Cardiovascular Nursing, orang yang tidur kurang dari enam jam setiap malam sangat meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular. Dalam penelitian lain yang diterbitkan oleh Sleep, para peneliti menentukan bahwa kurang tidur menyebabkan peningkatan nafsu makan terhadap makanan tinggi kolesterol, penurunan aktivitas fisik, dan peningkatan stres.
Menjaga jadwal tidur yang teratur, minimal 7–8 jam per malam, menjadi salah satu langkah sederhana namun efektif dalam menjaga keseimbangan metabolisme tubuh. Perusahaan juga dapat mendukung pola hidup sehat ini melalui edukasi atau fasilitas ruang istirahat khusus.
3. Konsumsi Makanan Ultra-Proses: Camilan Kantor yang Bahayakan Kolesterol
Lingkungan kantor sangat identik dengan konsumsi makanan instan, snack kemasan, dan minuman manis. Tanpa disadari, kebiasaan ini menjadi salah satu penyebab kolesterol tinggi pada karyawan. Makanan ultra-proses umumnya mengandung lemak trans, gula tambahan, dan garam dalam kadar tinggi yang dapat memicu gangguan kesehatan.
Menurut Asosiasi Dietisien Indonesia, makanan ultra proses sebuah produk yang sudah mengalami proses pengolahan sangat tinggi. Hal itu tentu melibatkan berbagai macam bahan tambahan seperti pewarna, perasa dan pemanis buatan, pengawet, serta beberapa bahan kimia lainnya. Melihat prosesnya tersebut, makanan ini seringkali memiliki nilai gizi yang rendah namun sangat tinggi kadar kalori, gula, garam, dan lemaknya.
Dalam jangka panjang, konsumsi makanan jenis ini akan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL). Selain itu, makanan ultra-proses juga kerap memicu kelebihan berat badan, faktor risiko tambahan untuk kolesterol tinggi.
4. Kebiasaan Duduk Terlalu Lama Jadi Ancaman Tersembunyi bagi Kesehatan Jantung
Umumnya karyawan akan menghabiskan lebih dari enam jam dalam sehari untuk duduk bekerja di depan komputer. Kebiasaan sedentari seperti ini berkontribusi signifikan terhadap peningkatan kadar kolesterol jahat dan menurunnya kadar kolesterol baik dalam tubuh. Kurangnya aktivitas fisik membuat metabolisme tubuh melambat. Lemak yang tidak terbakar optimal akhirnya menumpuk di pembuluh darah dan meningkatkan risiko gangguan kesehatan.
5. Konsumsi Kopi Berlebihan
Kopi adalah teman setia pekerja kantoran, terutama untuk mengusir kantuk atau menambah fokus saat bekerja. Namun, konsumsi kopi secara berlebihan tanpa kontrol bisa berdampak negatif bagi kadar kolesterol tubuh. Apalagi jika kopi dikonsumsi dengan tambahan gula, krimer, atau topping manis yang tinggi lemak.
Melansir penjelasan dari Medical News Today, Food and Drug Administration (FDA) melaporkan sebanyak 400 miligram kafein per hari atau 4–5 cangkir kopi, lebih aman untuk kesehatan tubuh.
6. Minimnya Paparan Sinar Matahari: Faktor Tersembunyi yang Sering Dilupakan
Bekerja hampir seharian penuh di ruangan kantor yang tidak memiliki cukup paparan sinar matahari ternyata bisa berdampak pada kadar vitamin D dalam tubuh. Padahal, vitamin D memiliki peran sangat penting untuk membantu proses metabolisme lemak dan pengaturan kadar kolesterol dalam tubuh. Sehingga kekurangan vitamin D tentu dapat memicu kenaikan kadar kolesterol jahat.
Sebuah studi tahun 2023 yang dilansir dari Scientific Reports, melibatkan 15.600 orang dan menemukan bahwa orang dengan kadar vitamin D yang rendah lebih berisiko memiliki kolesterol tinggi. Para peneliti mencatat bahwa hal tersebut mungkin berpengaruh karena vitamin D mungkin berperan dalam mengatur bagaimana tubuh melakukan metabolismenya pada lipid seperti kolesterol.
Jadi, karyawan yang jarang keluar ruangan cenderung memiliki kadar vitamin D lebih rendah, terutama bila aktivitas fisiknya juga minim. Hal ini pun dapat memperburuk kondisi metabolisme tubuh, sehingga meningkatkan risiko berbagai penyakit metabolik, salah satunya kolesterol tinggi pada karyawan.
7. Penggunaan Obat-obatan Tertentu: Efek Samping yang Perlu Diwaspadai
Beberapa jenis obat-obatan seperti pil kontrasepsi, steroid, atau obat antihipertensi dapat memengaruhi metabolisme kolesterol dalam tubuh. Efek samping dari obat-obatan ini bisa menyebabkan peningkatan kadar kolesterol jahat, terutama bila dikonsumsi dalam jangka panjang.
Jadi, karyawan yang mengonsumsi obat tertentu tanpa pengawasan medis rentan mengalami perubahan keseimbangan lipid darah. Hal ini bisa memperburuk kondisi kesehatan, apalagi jika dipadukan dengan gaya hidup yang tidak sehat di lingkungan kerja.
Sebaiknya, setiap karyawan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan berkonsultasi dengan dokter mengenai efek samping obat yang dikonsumsi.
8. Minimnya Program Kesehatan di Tempat Kerja: Peluang Perusahaan Cegah Risiko
Tidak semua perusahaan memiliki program kesehatan yang terstruktur untuk karyawannya. Padahal, program wellness di kantor terbukti mampu menurunkan risiko berbagai penyakit, termasuk kolesterol tinggi pada karyawan. Minimnya perhatian terhadap pola hidup sehat di tempat kerja membuat risiko gangguan kesehatan semakin tinggi.
Program kesehatan tidak harus rumit atau mahal. Perusahaan bisa memulainya dengan edukasi tentang pola makan sehat, fasilitas olahraga, atau medical check-up rutin. Selain meningkatkan kesehatan, program seperti ini juga berkontribusi positif terhadap produktivitas dan loyalitas karyawan.
Lingkungan kerja yang mendukung gaya hidup sehat akan membuat karyawan lebih semangat, minim absensi, dan produktivitas pun meningkat. Selain itu, biaya kesehatan perusahaan juga bisa ditekan karena kasus penyakit metabolik seperti kolesterol tinggi dapat dicegah sejak dini.
Dari delapan faktor di atas, terlihat bahwa penyebab kolesterol tinggi pada karyawan tidak melulu soal makanan berlemak. Stres kerja, gaya hidup sedentari, kurang tidur, hingga minimnya edukasi kesehatan di kantor berperan besar. Karyawan dan perusahaan sebaiknya berkolaborasi aktif dalam menjaga kesehatan jantung melalui program wellness, edukasi nutrisi, dan pemeriksaan kolesterol rutin.
Jangan abaikan penyebab kolesterol tinggi pada karyawan di lingkungan kerja Anda. Mulai sekarang, cek kolesterol rutin, kelola stres, dan dorong perusahaan Anda untuk menghadirkan program wellness bersama Good Doctor. Kesehatan prima, produktivitas maksimal!
Referensi:
- https://www.everydayhealth.com/high-cholesterol/living-with/experts-how-does-stress-contribute-to-cholesterol/Â
- https://my.clevelandclinic.org/health/articles/11918-cholesterol-high-cholesterol-diseasesÂ
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3627372/Â
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20614855/Â
- https://www.ppasdi.com/informasi/ultra-process-food-upf-291952Â
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/coffee-and-cholesterol#risksÂ
- https://www.nature.com/articles/s41598-023-47872-5Â