Share This Article
Demensia adalah istilah untuk berbagai gejala yang memengaruhi fungsi kognitif seseorang, termasuk kemampuan untuk mengingat, berpikir, dan menalar sesuatu. Ini terjadi ketika sel-sel saraf di otak berhenti berfungsi.
Pada serial terbaru Netflix berjudul Squid Game, kondisi ini bisa dilihat pada karakter kakek Oh Il Nam, peserta nomor 001 dari permainan yang merenggut ratusan nyawa orang lain ini. Sebahaya itukah demensia? Yuk, cari tahu apa saja gejala yang bisa dijadikan untuk deteksi dini!
Deteksi dini tanda awal demensia
Bukan cuma sering lupa, ada banyak tanda awal dari demensia yang bisa kamu amati. Sebagian besar berhubungan dengan aktivitas dan kebiasaan yang dilakukan sehari-hari, di antaranya adalah:
1. Sulit mengingat informasi
Salah satu tanda atau gejala awal dari demensia yang patut diwaspadai adalah sering lupa. Orang yang mengalami akan merasa sulit untuk mengingat sesuatu, bahkan informasi yang baru saja didapat. Baik itu tentang peristiwa atau hanya sekadar tanggal dan hari.
2. Sulit membuat rencana
Orang dengan kondisi ini mungkin akan merasa sulit membuat rencana dan cara untuk eksekusinya. Misalnya, resep untuk memasak atau petunjuk arah saat mengemudi.
Ini juga terjadi pada proses pemecahan masalah. Pengidap demensia cenderung sulit melakukannya, misalnya menjumlahkan angka untuk membayar tagihan.
3. Sulit melakukan kebiasaan
Tanda awal demensia yang jarang disadari oleh banyak orang adalah merasa sulit untuk mengerjakan aktivitas yang sebenarnya sudah biasa dilakukan. Misalnya, mengoperasikan komputer, pergi ke lokasi yang sudah dikenal, atau bahkan sekadar membuat secangkir teh.
Hal tersebut dapat terjadi di mana saja, tidak hanya di rumah, tapi bisa juga di kantor dan tempat lain.
4. Bingung dengan waktu dan tempat
Kondisi ini bisa membuat seseorang merasa sulit atau bingung dengan waktu dan tempat. Misalnya, orang itu bingung atau bahkan lupa di mana dan kapan dirinya berada di suatu tempat. Ini berkaitan dengan memahami peristiwa masa lalu yang mungkin juga sulit untuk diingat.
5. Sulit memahami informasi visual
Informasi visual seperti gambar atau tayangan video bisa menjadi tantangan tersendiri bagi seseorang dengan kondisi tersebut. Pengidap demensia cenderung sulit untuk membaca, mencerna, bahkan mencari perbedaan antara warna pada objek visual.
6. Sulit untuk berkomunikasi
Orang dengan kondisi tersebut cenderung merasa sulit untuk terlibat dalam percakapan. Sebab, terkadang bisa lupa dengan apa yang telah dikatakannya sendiri atau diucapkan oleh orang lain. Memulai sebuah percakapan adalah tantangan tersendiri.
Begitu juga dengan tulisan, orang dengan kondisi ini mungkin akan sulit untuk mengeja serta memahami tanda baca dan tata bahasa. Ini yang membuat tulisan tangan sebagian pengidap demensia menjadi lebih sulit untuk dibaca.
7. Lupa menaruh barang
Pernahkah kamu merasa lupa apakah sudah mencabut kunci di pintu setelah beranjak dari rumah? Jika itu sering terjadi, waspadai kondisi demensia. Orang dengan kondisi ini cenderung lupa dengan apa yang telah dilakukan, termasuk mengingat di mana lokasi suatu benda ditinggalkan.
Pengidap demensia juga biasanya lupa di mana dirinya meletakkan benda-benda seperti remote televisi, uang tunai, dan dokumen-dokumen penting. Kondisi tersebut tak jarang membuat pengidap demensia menjadi frustasi atau hingga menuduh orang lain telah melakukan sesuatu.
8. Sulit membuat keputusan
Bagi orang dengan demensia, menetapkan sebuah keputusan adalah hal yang sangat menantang, misalnya saat membeli sesuatu. Orang itu bisa membayar terlalu banyak untuk barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Pengidap demensia mungkin juga kurang dalam menjaga dan merawat dirinya agar tetap bersih dan rapi.
9. Menarik diri dari lingkungan
Orang dengan kondisi ini mungkin tidak tertarik untuk bersosialisasi, baik dalam kehidupan bertetangga maupun di tempat kerja. Menarik diri dari obrolan adalah salah satu cirinya, termasuk tidak memerhatikan ketika ada orang lain yang sedang bicara kepada dirinya.
Bahkan, pengidap demensia mungkin akan memutuskan untuk berhenti melakukan hobi atau olahraga jika aktivitas itu melibatkan orang lain.
10. Perasaan dan emosi yang cepat berubah
Seseorang dengan demensia biasanya mengalami perubahan suasana hati atau kepribadian dalam waktu yang cepat. Ketika sedang tenang, pengidap kondisi tersebut bisa langsung berubah menjadi mudah tersinggung, takut, cemas, dan tertekan. Ini akan memengaruhi tindakan yang akan dilakukan.
Baca juga: Jangan Tertukar! Ini Perbedaan Demensia, Alzheimer dan Pikun
Bisakah dicegah?
Menurut Dementia Australia, tidak ada cara pasti untuk mencegah demensia. Namun, kamu bisa minimalkan risikonya dengan menghindari penyebabnya.
Menurut penelitian pada 2017 yang melibatkan 15 ribu orang, orang dengan gangguan kesehatan tertentu berpotensi mengalami demensia.
Penderita diabetes dan tekanan darah tinggi serta orang yang punya kebiasaan merokok misalnya, berisiko 40 hingga 80 persen lebih tinggi untuk mengalami demensia di masa mendatang.
Sebelum memasuki usia 40, perubahan gaya hidup dan perilaku sehat perlu diterapkan, yaitu dengan:
- Kontrol tekanan darah agar tetap stabil
- Kontrol kadar gula darah agar tak kena diabetes
- Berhenti merokok
- Jaga berat badan ideal
- Rutin melakukan olahraga atau aktivitas fisik.
Nah, itulah ulasan tentang demensia dan berbagai gejala yang bisa dijadikan sebagai cara deteksi dini. Yuk, minimalkan risiko terkena demensia dengan menerapkan pola hidup sehat!
Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!