Share This Article
Budaya lembur sudah menjadi hal lumrah di lingkungan kerja Indonesia. Banyak pekerja kantoran yang rela mengorbankan waktu istirahat demi menyelesaikan tugas atau mengejar target perusahaan. Sayangnya, kebiasaan ini bukan tanpa risiko. Salah satu dampak serius yang mengintai adalah hipertensi akibat stres kerja. Tanpa disadari, tekanan kerja yang berlebihan bisa memicu kenaikan tekanan darah secara bertahap, hingga berujung pada hipertensi kronis.
Menurut laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, rata-rata penduduk Indonesia bekerja dalam seminggu mencapai 35-48 jam atau lebih per minggu. Artikel ini akan membahas bagaimana budaya lembur bisa memicu hipertensi, dampaknya bagi perusahaan, dan langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan oleh HR maupun perusahaan.
Budaya Lembur di Kantor Indonesia
Di banyak perusahaan Indonesia, budaya lembur masih dianggap sebagai bentuk loyalitas dan dedikasi karyawan terhadap perusahaan. Tidak sedikit pekerja yang merasa wajib menyelesaikan pekerjaan di luar jam kantor demi mempertahankan reputasi di hadapan atasan. Sayangnya, lembur yang dilakukan terus-menerus justru menjadi salah satu faktor utama penyebab hipertensi akibat stres kerja.
Studi yang dipublikasikan di jurnal Hypertension milik American Heart Association telah meneliti lebih dari 3.500 pekerja di tiga lembaga publik di Quebec selama lima tahun. Peserta diberikan monitor untuk memeriksa tekanan darah saat istirahat. Hasilnya menunjukkan bahwa tekanan darah rata-rata saat bekerja berada di angka 135/85 atau bisa lebih dan dianggap tinggi. Sehingga diketahui bahwa orang yang bekerja berlebihan 70% lebih besar mengalami hipertensi.
Walaupun hingga saat ini belum ditemukan bukti kuat bahwa stres secara langsung menyebabkan hipertensi untuk jangka panjang. Tapi tidak ada salahnya melakukan langkah pencegahan karena stres secara tidak langsung memicu hipertensi dan bahkan memperbesar risiko serangan jantung serta stroke.
Durasi kerja yang panjang ini membuat tubuh kekurangan waktu istirahat. Akibatnya, tubuh terus berada dalam kondisi tegang, memicu hormon stres seperti kortisol dan adrenalin, yang menjadi faktor utama terjadinya hipertensi.
Bagaimana Lembur Memicu Hipertensi Akibat Stres Kerja
Melansir dari Mayo Clinic, secara medis saat seseorang mengalami stres karena tekanan pekerjaan yang berlebihan, tubuh akan secara otomatis memproduksi hormon kortisol dan adrenalin dalam jumlah besar. Kedua hormon ini berperan dalam respons “fight or flight” tubuh, yaitu kondisi waspada saat menghadapi tekanan atau ancaman.
Ketika kadar kortisol dan adrenalin meningkat, kondisi itu akan membuat detak jantung bertambah cepat, dan pembuluh darah terus menyempit. Kondisi ini menyebabkan tekanan darah melonjak dalam waktu singkat. Jika situasi ini terjadi sesekali, tubuh biasanya bisa kembali ke kondisi normal. Namun, jika stres akibat lembur berlangsung terus-menerus, lonjakan tekanan darah akan terjadi berulang-ulang.
Dalam jangka panjang, frekuensi lonjakan tekanan darah ini bisa memperbesar risiko hipertensi akibat stres kerja. Selain itu, tubuh yang kurang istirahat akibat lembur kehilangan waktu pemulihan yang seharusnya dipakai untuk menyeimbangkan sistem hormonal, menurunkan ketegangan, dan memperbaiki sel-sel tubuh.
Tak hanya itu, lembur juga seringkali membuat pekerja mengadopsi gaya hidup tidak sehat, seperti:
- Mengonsumsi kopi atau minuman berkafein berlebihan
- Melewatkan waktu makan atau makan cepat saji
- Kurang tidur
- Tidak sempat berolahraga
Kebiasaan-kebiasaan tersebut merupakan faktor tambahan yang memperbesar risiko hipertensi. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan dan pekerja untuk bersama-sama mengelola durasi kerja agar tidak berlebihan, serta menerapkan kebiasaan sehat guna menekan risiko gangguan kesehatan ini.
Dampak Hipertensi Akibat Stres Kerja bagi Karyawan dan Perusahaan
Dampak hipertensi dilansir dari WHO, akan menimbulkan sakit kepala hebat, penglihatan kabur, nyeri dada, rasa cemas, kebingungan, telinga berdenging, irama jantung tidak normal, mual, muntah, telinga berdenging, hingga gangguan lainnya. Jika hipertensi akibat stres kerja tidak segera ditangani, maka kondisi ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius seperti penyakit ginjal, penyakit jantung, dan stroke. Kondisi itu pun juga berpengaruh besar terhadap produktivitas dan keberlangsungan perusahaan. Beberapa dampak hipertensi akibat stres kerja yang bisa muncul adalah:
1. Penurunan Produktivitas
Karyawan yang mengalami hipertensi cenderung mudah lelah, sulit fokus, dan sering mengalami gangguan emosional, sehingga produktivitas kerja menurun.
2. Angka Absensi Meningkat
Pekerja dengan hipertensi biasanya lebih rentan mengalami keluhan kesehatan lain, seperti sakit kepala, jantung berdebar, hingga kelelahan kronis. Kondisi ini memaksa mereka untuk sering izin atau cuti sakit.
3. Risiko Penyakit Serius
Tanpa penanganan, hipertensi akibat stres kerja bisa berkembang menjadi penyakit jantung, stroke, bahkan gagal ginjal.
4. Beban Biaya Kesehatan Perusahaan
Perusahaan harus menanggung biaya kesehatan yang lebih besar akibat meningkatnya klaim asuransi atau perawatan medis karyawan yang mengalami hipertensi akibat stres kerja.
Cara Cerdas Mengurangi Risiko Hipertensi Akibat Stres Kerja
Demi mengatasi masalah ini, perusahaan dan HR perlu menerapkan beberapa strategi pencegahan hipertensi akibat stres kerja, di antaranya:
1. Terapkan Budaya Kerja Sehat dan Seimbang
Budaya kerja yang sehat justru perlu membuat keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Karyawan yang cukup istirahat terbukti lebih produktif dan kreatif.
2. Fleksibilitas Waktu Kerja
Memberikan fleksibilitas jam kerja atau opsi remote working dapat mengurangi tekanan karyawan. Adanya pengaturan waktu yang lebih fleksibel, risiko hipertensi bisa diminimalkan.
3. Sediakan Ruang Rehat dan Mengadakan Program Relaksasi
Perusahaan bisa menyediakan ruang khusus untuk relaksasi atau mengadakan program mindfulness, yoga, atau jenis olahraga lainnya di kantor. Aktivitas ini dapat membantu menurunkan tingkat stres dan mencegah hipertensi.
4. Layanan Konseling Psikologis
Menyediakan layanan konseling bagi karyawan yang mengalami tekanan kerja berat bisa menjadi solusi efektif.
5. Edukasi Bahaya Hipertensi Akibat Stres Kerja
HR dan perusahaan wajib memberikan edukasi rutin mengenai bahaya hipertensi akibat stres kerja, gejala awal yang harus diwaspadai, dan langkah-langkah pencegahannya. Edukasi ini bisa dikemas dalam bentuk seminar, poster kesehatan, atau newsletter email di internal.
Peran HR dalam Mencegah Hipertensi Akibat Stres Kerja
Sebagai pihak yang bertanggung jawab langsung terhadap pengelolaan sumber daya manusia, HR di perusahaan memiliki peran penting dalam upaya pencegahan hipertensi akibat stres kerja. Masalah kesehatan ini tidak hanya memengaruhi individu karyawan, tetapi juga berdampak besar terhadap produktivitas, lingkungan kerja, dan efisiensi operasional perusahaan. Beberapa langkah strategis yang bisa dilakukan HR antara lain:
1. Evaluasi Beban Kerja
Pastikan bahwa beban kerja, tenggat waktu, dan target yang diberikan kepada karyawan tetap realistis dan sesuai dengan kapasitas masing-masing individu. Beban kerja yang terlalu berat dapat menjadi pemicu stres berkepanjangan yang akhirnya meningkatkan risiko hipertensi.
2. Fasilitas Kesehatan Kerja
HR dapat menyediakan akses layanan kesehatan yang mudah dijangkau karyawan. Salah satunya dengan bermitra bersama layanan telemedisin seperti Good Doctor. Melalui platform ini, karyawan dapat melakukan pemeriksaan tekanan darah rutin, konsultasi kesehatan, hingga mendapatkan edukasi langsung dari dokter profesional tanpa perlu meninggalkan kantor. Langkah ini akan membantu deteksi dini sekaligus memberikan solusi praktis bagi karyawan yang mulai menunjukkan gejala hipertensi.
3. Monitoring Kesehatan Berkala
Lakukan survei stres kerja secara rutin, disertai pemeriksaan tekanan darah dan kondisi kesehatan umum karyawan. Dengan adanya data yang terpantau, HR dapat mengambil tindakan cepat bila ditemukan potensi hipertensi. Menggunakan layanan digital seperti Good Doctor mempermudah perusahaan untuk melakukan monitoring kesehatan karyawan secara terjadwal dan terpusat.
4. Kampanye Kesadaran Hipertensi
Selenggarakan kampanye internal yang mengedukasi karyawan tentang bahaya hipertensi. Kegiatan bisa berupa seminar kesehatan, sesi konsultasi online, webinar, video edukasi, maupun aktivitas wellness seperti olahraga bersama. Good Doctor bisa menjadi partner strategis dalam menyediakan materi edukasi, dokter pembicara, hingga layanan konsultasi daring yang terintegrasi.
Kenapa Ini Penting?
Budaya lembur yang masih kuat di Indonesia terbukti menjadi salah satu pemicu utama hipertensi akibat stres kerja. Kondisi ini bukan hanya berdampak pada kesehatan karyawan, tetapi juga menurunkan produktivitas, meningkatkan angka absensi, bahkan berpotensi menambah biaya kesehatan perusahaan.
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan dan HR untuk lebih peduli terhadap keseimbangan beban kerja, waktu istirahat, dan kesehatan mental karyawan. Langkah preventif seperti evaluasi beban kerja, penerapan fleksibilitas waktu, penyediaan fasilitas kesehatan, hingga layanan konseling online dapat menjadi solusi efektif menekan angka hipertensi akibat stres kerja di lingkungan perusahaan.
Dengan kemudahan layanan digital ini, HR dapat membantu menjaga kesehatan karyawan secara menyeluruh sekaligus menciptakan lingkungan kerja yang sehat, produktif, dan bebas dari hipertensi akibat stres kerja. Mari wujudkan perusahaan yang sehat bersama Good Doctor!
Referensi:
- https://ayosehat.kemkes.go.id/kesehatan-jiwa-pada-penderita-hipertensi-solusi-masa-kini
- https://data.goodstats.id/statistic/rata-rata-jam-kerja-masyarakat-indonesia-2023-35-48-jam-per-minggu-AU8u8
- https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1933171111002385
- https://www.heart.org/en/news/2019/12/19/working-too-much-could-lead-to-high-blood-pressure
- https://bmcpublichealth.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12889-024-20003-z
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/in-depth/stress-and-high-blood-pressure/art-20044190#:~:text=Stress%20can%20cause%20a%20steep,and%20the%20kidneys%20over%20time.
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hypertension#:~:text=Very%20high%20blood%20pressures%20can,disease%2C%20heart%20disease%20and%20stroke.