Share This Article
Analsik mungkin sudah tidak lagi asing bagi pasien yang memiliki riwayat epilepsi atau nyeri rematik. Sekarang ini, masih sering dijumpai masyarakat awam menganggap analsik golongan narkotika.
Sebetulnya, analsik adalah obat yang tergolong psikotropika dan sering diresepkan untuk pasien yang memiliki riwayat gangguan syaraf.
Untuk lebih mendalam, kamu bisa membaca informasinya berikut ini.
Untuk apa obat analsik?
Analsik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa menimbulkan peradangan. Obat ini mengandung dua kombinasi obat dari Diazepam 2 mg dan Methampiron (Antalgin) 500 mg.
Diazepam merupakan psikotropika golongan Benzodiazepin yang bekerja sebagai ansietas (antiepilepsi), memiliki efek sedatif, serta memiliki kemampuan merelaksasi otot rangka.
Diazepam sering digunakan karena toksisitasnya rendah dan efek terapinya yang luas. Sedangkan metampiron adalah obat analgesik (pereda nyeri) dan antiinflamasi (anti radang) golongan non-steroid.
Kedua obat ini dikombinasikan dengan maksud untuk mendapatkan efek lebih kuat dalam menghilangkan rasa nyeri serta spasme organ visceral akibat cedera dan radang yang terjadi di organ dalam.
Apa fungsi dan manfaat obat analsik?
Analsik berfungsi untuk mengobati rasa nyeri tingkat sedang hingga berat. Namun, biasanya obat ini akan dikombinasikan dengan obat lain jika ditujukan untuk pengobatan nyeri tingkat berat.
Menurut cara kerjanya, selain fungsi analsik yang mampu mengurangi demam dan nyeri, analsik sering dimanfaatkan untuk mengatasi beberapa kondisi berikut ini:
Nyeri hebat
Analsik sering digunakan untuk mengatasi nyeri hebat yang disebabkan oleh beberapa keadaan, seperti:
- Nyeri kolik yang biasa terasa nyeri di pinggang karena sumbatan batu empedu atau batu ginjal di saluran kemih
- Nyeri pasca operasi, biasanya akan dikombinasikan dengan obat transquilizer
Epilepsi
Epilepsi atau lebih dikenal dengan penyakit ayan adalah gangguan syaraf yang timbul secara tiba-tiba dan berkala yang biasanya disertai perubahan kesadaran.
Untuk mengatasi epilepsi, analsik sering dikombinasikan dengan obat-obatan epilepsi dengan tujuan mengurangi rasa nyeri pada penderita.
Nyeri otot, sendi, dan rematik
Bagi penderita nyeri rematik menahun, mungkin sudah cukup mengenal obat analsik. Dan untuk mengatasi kram yang kerap terjadi, analsik juga digunakan untuk mengurasi rasa nyeri yang datang tiba-tiba.
Nyeri karena mastoidisis
Mastoidisis merupakan gangguan yang terjadi akibat infeksi tulang mastoid tengkorak yang berada tepat di belakang telinga.
Biasanya, penyakit ini menyerang pada anak-anak dan biasanya terjadi karena infeksi di telinga tengah yang semakin parah.
Untuk mengatasi penyakit ini, analsik biasa diresepkan dokter bersamaan dengan antibiotik, seperti Ceftriaxone.
Nyeri syaraf
Dalam mengobati nyeri syaraf, analsik biasa dikombinasikan dengan obat golongan neuroleptika (obat syaraf) atau antidepresan untuk mendapatkan efek yang lebih kuat.
Sakit kepala karena kondisi psikis tertentu
Kondisi tertentu yang dimaksud adalah psikis dan emosi seseorang yang tidak stabil. Efek sedatif (penenang) dari diazepam biasanya dimanfaatkan untuk mengurangi rasa nyeri dari penderita gangguan mental.
Merek dan harga obat analsik
Analsik beredar di masyarakat dengan beberapa nama yang telah dikenal. Informasi mengenai obat analsik dari berbagai jenisnya bisa kamu ketahui detailnya berikut ini:
Analsik Sanbe
Obat Analsik paling umum beredar dan dijual di setiap apotek. Obat yang diproduksi Sanbe Farma ini bisa kamu beli dengan harga Rp14.000 per kapletnya.
Meskipun hampir dijual di setiap apotek, kamu tetap harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini untuk mengetahui dosis yang tepat serta penggunaan yang teratur.
Analsik 500 mg
Obat ini merupakan obat dengan dosis yang paling aman dikonsumsi. Tentunya obat ini ditujukan untuk mengurasi rasa nyeri karena sakit kepala, sakit gigi, serta nyeri yang lainnya.
Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga kisaran Rp4.600 per tabletnya.
Bagaimana cara minum obat analsik?
Minumlah obat sesuai resep yang diberikan dokter. Obat diminum setelah makan dan usahakan diminum pada jam yang sama setiap hari.
Hal itu dimaksudkan supaya efek obat bisa lebih ampuh bekerja. Jangan menambah atau mengurangi dosis minum obat kecuali telah dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Jika kamu lupa minum obat, segera minum kembali jika rentang minum selanjutnya masih lama. Jangan menggandakan dosis obat.
Untuk hal ini, kamu bisa konsultasikan lebih lanjut dengan dokter, atau bisa konsultasi langsung melalui aplikasi gooddoctor.
Berapa dosis obat analsik untuk dewasa?
Dosis minum obat disesuaikan dengan kondisi yang dialami. Biasanya, untuk mengatasi nyeri sedang sampai berat, dokter akan menyarankan untuk meminum obat satu kaplet dengan selang waktu 6-8 jam sehari.
Dosis maksimum mengonsumsi obat ini adalah 4 kaplet sehari. Jangan menambah dosis atau menggandakan apabila kamu lupa minum.
Sejauh ini, dosis untuk anak-anak masih belum diketahui antara manfaat dan risikonya. Sehingga, penetapan dosis untuk anak-anak mengikuti petunjuk dari dokter.
Apakah obat aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Menurut US Foods and Drugs Administation, atau di Indonesia setara dengan BPOM, analsik dikategorikan dalam obat risiko kehamilan tingkat D, artinya obat ini memiliki bukti positif berisiko untuk ibu hamil.
Penelitian lebih lanjut mengenai risiko yang mungkin ditimbulkan untuk ibu hamil dan menyusui masih belum memadai. Disarankan untuk tidak mengonsumsi analsik bagi ibu menyusui.
Selalu perhatikan risiko dan manfaat jika memutuskan untuk mengonsumsi obat ini. Selalu konsultasikan dahulu dengan dokter apabila hendak mengonsumsi analsik.
Efek samping obat analsik
Setiap obat pasti memiliki efek samping yang bisa terjadi, baik akibat dari konsumsi obat yang tidak sesuai dosis atau dari kondisi pasien itu sendiri.
Berikut beberapa efek samping yang paling umum dijumpai dari mengonsumsi analsik:
- Efek mengantuk karena sifat sedatif diazepam. Beberapa orang juga mungkin akan mengalami kelelahan, lemas, dan pusing
- Dapat menimbulkan kelainan pada neutrofil sel darah putih atau leukopenia karena sumsum tulang belakang gagal memproduksi neutrofil (agranulositosis)
- Pusing bahkan vertigo
- Depresi
- Perubahan libido
- Retensi urin
- Mual
- Susah buang air kecil
- Sembelit
- Tekanan darah rendah (hipotensi)
- Tremor akibat gangguan syaraf
- Reaksi hipersensitif bagi penderita yang memiliki riwayat alergi,
- Ruam pada kulit,
- Kulit terasa panas,
- Gatal-gatal,
- Pembengkakan di beberapa sisi lipatan tubuh (udema),
- Kesulitan bernapas, dan
- Tubuh melemah.
Jika kamu menjumpai kondisi seperti di atas setelah mengonsumsi analsik, segera hentikan pemakaian. Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter terkait hal tersebut.
Peringatan dan perhatian
- Penting untuk memberitahu dokter apabila kamu memiliki riwayat alergi analsik sebelumnya
- Penggunaan obat untuk anak-anak perlu diperhatikan manfaat dan risikonya. Selalu ikuti aturan pakai dari dokter.
- Beritahu dokter apabila memiliki riwayat penyakit ginjal dan hati
- Beritahu dokter apabila kamu sedang mengalami depresi berat dan kecenderungan bunuh diri.
- Obat ini tidak untuk digunakan dalam jangka panjang karena bisa menyebabkan ketergantungan (adiksi), halusinasi, serta gangguan tidur dan gangguan kecemasan.
- Jangan berkendara atau melakukan aktivitas berat setelah mengonsumsi obat ini karena dapat menyebabkan mengantuk.
- Penggunaan obat ini tidak disarankan untuk bayi usia di bawah satu bulan atau memiliki berat kurang dari lima kilogram.
- Perlu pengawasan dari dokter untuk konsumsi obat bagi penderita gangguan tekanan darah, gangguan pembentukan darah, serta kelainan pada darah.
- Beritahu dokter apabila mengalami depresi pernapasan, glaukoma sudut sempit, serta gangguan pulmoner akut.
- Hindari makanan atau minuman beralkohol setelah meminum obat ini karena dapat meningkatkan daya kerja obat.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.