Share This Article
Gaya hidup masa kini yang cenderung praktis namun minim aktivitas fisik dapat memicu lonjakan kasus diabetes apabila tidak segera ditangani dengan langkah pencegahan yang tepat. Terutama di kalangan pekerja digital yang akrab dengan duduk lama, ngemil sambil kerja, dan jarang olahraga. Berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF), Indonesia menempati peringkat kelima sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak, yaitu mencapai 19,5 juta kasus pada tahun 2021.
Kondisi ini diperparah oleh tekanan kerja dan kebiasaan tidak menjaga pola makan. Ironisnya, banyak dari kita yang paham soal teknologi dan data, tapi lupa melek terhadap “sinyal tubuh” sendiri. Padahal, mengenali gejala awal dan menjaga keseimbangan gaya hidup bisa mencegah diabetes pada karyawan sejak dini.
Data dan Fakta Terkini tentang Diabetes
Hasil survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 menunjukkan bahwa diabetes tipe 2 paling banyak dialami oleh kelompok usia produktif (18–59 tahun) hingga lanjut usia (60 tahun ke atas). Berdasarkan data yang ada, sebanyak 52,1% kelompok usia produktif terkena diabetes tipe 2.
Selain itu, menjalani gaya hidup sedentari memiliki risiko lebih besar terkena diabetes. Tentu saja hal ini menjadi tanda bahaya bagi karyawan kantoran, terutama yang bekerja dari rumah tanpa jadwal fisik yang teratur. Pasalnya, kebanyakan karyawan kantoran baik yang bekerja di kantor maupun dari rumah akan banyak menghabiskan waktu duduk di depan layar selama berjam-jam.
Di Indonesia, satu dari sepuluh pekerja sudah terdeteksi memiliki gula darah tinggi. Sayangnya, sebagian besar baru menyadarinya setelah muncul komplikasi seperti kelelahan berlebih, luka yang sulit sembuh, hingga gangguan penglihatan. Maka dari itu, penting bagi perusahaan dan individu untuk lebih aktif dalam mencegah dan mendeteksi diabetes pada karyawan secara kolektif.
Kebiasaan Kecil di Kantor yang Diam-diam Berisiko
Tanpa disadari, sejumlah kebiasaan sehari-hari justru menjadi pemicu utama munculnya diabetes. Duduk terlalu lama tanpa peregangan, ngemil biskuit manis, minum kopi dengan krimer dan gula setiap 2 jam sekali, hal itu semua tentu saja berkontribusi besar terhadap naiknya gula darah. Ditambah dengan pola tidur yang tidak teratur serta tekanan stres akibat pekerjaan, tubuh secara perlahan dapat mengalami resistensi insulin.
Solusi sederhananya adalah dengan micro-break, istirahat singkat dengan melakukan aktivitas fisik yang ringan seperti, berdiri setiap 30 menit atau peregangan. Selain itu, ada baiknya mulai mengganti snack dengan buah segar atau kacang, serta perbanyak minum air putih. Walaupun kelihatannya hanya perubahan kecil, tapi bisa menjadi dampak besar bagi metabolisme tubuh jika dilakukan rutin.
Karyawan Melek Digital, Tapi Mengabaikan Tentang Kadar Gula Darah?
Sebagai pekerja digital, kita terbiasa menganalisis data dan memantau performa sistem. Tapi ironisnya, kita jarang memantau “sistem tubuh” sendiri. Banyak kasus diabetes pada karyawan terjadi karena merasa sehat-sehat saja. Gejala awal yang muncul seringkali dianggap sebagai efek dari kelelahan akibat bekerja seharian di kantor.
Fakta menunjukkan bahwa banyak individu dengan diabetes tidak menyadari bahwa mereka telah mengidap penyakit tersebut hingga muncul gejala yang signifikan. Gejala awal yang sering kali tidak spesifik atau disalahartikan membuat deteksi dini menjadi tantangan.
Jika Anda terbiasa memantau performa sistem atau data analitik secara berkala dalam pekerjaan, kebiasaan serupa sebaiknya juga diterapkan untuk memantau kesehatan pribadi, khususnya kadar gula darah. Deteksi dan pemantauan rutin sangat penting untuk mencegah perkembangan diabetes tipe 2, terutama di kalangan karyawan dengan gaya hidup sedentari.
Langkah awal tidak harus kompleks. Anda dapat memulai dengan menggunakan aplikasi kesehatan seperti Good Doctor, yang menyediakan fitur pemantauan kesehatan, konsultasi dokter secara online, hingga pengingat aktivitas fisik harian. Dengan pendekatan ini, Anda dapat membangun kebiasaan sehat yang konsisten, layaknya menyusun indikator kinerja utama (KPI) dalam pekerjaan, namun kali ini untuk sistem tubuh Anda sendiri.
Peran Teknologi dalam Pencegahan Diabetes pada Karyawan
Di era digital saat ini, teknologi memainkan peran penting dalam upaya pencegahan diabetes pada karyawan. Berbagai inovasi telah hadir untuk membantu individu lebih sadar terhadap kondisi kesehatannya. Contoh nyatanya adalah smartwatch yang kini tak hanya menghitung langkah, tetapi juga memantau detak jantung, tingkat stres, kualitas tidur, hingga kadar oksigen dalam darah. Seluruh indikator penting tersebut bisa membantu Anda mengidentifikasi diabetes sejak dini.
Selain itu, hadirnya aplikasi kesehatan Good Doctor dapat menyediakan konsultasi gizi, hingga pemeriksaan gula darah secara berkala melalui layanan telemedisin. Perusahaan pun mulai menerapkan sistem dashboard internal yang dapat memantau tren kesehatan karyawan secara menyeluruh. Ketika ada pola aktivitas menurun atau jam tidur terganggu, sistem ini akan memberikan peringatan dini.
Jika mampu mengadopsi teknologi ini secara maksimal, karyawan dapat menjaga gaya hidup lebih seimbang, meningkatkan kesadaran kesehatan, dan secara kolektif menurunkan risiko diabetes di lingkungan kerja.
Inovasi Program Kesehatan: Mengurangi Risiko Diabetes Melalui Pendekatan Terpadu
Di tengah perkembangan dunia kerja yang semakin mengandalkan teknologi, perusahaan kini mulai mengintegrasikan program kesehatan yang lebih inovatif untuk mengurangi risiko diabetes pada karyawan. Salah satunya adalah melalui program kesejahteraan yang berbasis data, di mana karyawan diajak untuk lebih sadar akan pola hidup sehat, seperti pengaturan pola makan yang tepat dan peningkatan aktivitas fisik.
Beberapa perusahaan, baik di Indonesia maupun di luar negeri, telah mengadopsi pendekatan baru, seperti menggunakan aplikasi kesehatan untuk memantau gaya hidup karyawan. Aplikasi tersebut tidak hanya membantu mengukur jumlah kalori yang dikonsumsi, tetapi juga memantau tingkat aktivitas fisik harian karyawan dan memberikan saran untuk perubahan positif dalam gaya hidup.
Selain itu, perusahaan juga mulai mengadakan sesi edukasi kesehatan secara rutin, yang melibatkan ahli gizi dan dokter spesialis untuk memberikan informasi terkait pencegahan diabetes. Melalui pendekatan yang lebih personal dan berbasis data, karyawan dapat lebih memahami kebiasaan sehat yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus meningkatkan produktivitas mereka di tempat kerja.
Demi mendukung inovasi program kesehatan di atas dalam mencegah diabetes pada karyawan, perusahaan dapat memanfaatkan layanan kesehatan terintegrasi dari Good Doctor. Adanya berbagai fitur seperti konsultasi medis online, pemantauan kesehatan melalui aplikasi, dan akses mudah ke ahli gizi, Good Doctor menawarkan solusi praktis dan efektif untuk membantu perusahaan dalam menjaga kesehatan karyawan secara holistik.Â
Terlebih lagi, dengan sistem yang mudah diakses dan berbasis data, perusahaan dapat memantau kesehatan karyawan secara real-time, memberikan respons medis yang lebih cepat, serta secara signifikan menekan biaya klaim kesehatan dalam jangka panjang. Yuk, mulai sekarang, lebih sadar akan sinyal tubuh sendiri sebelum sistemnya error! Segera mulai perjalanan kesehatan perusahaan Anda dengan Good Doctor dan ciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.
Yuk, segera gunakan layanan Good Doctor, di mana jadi solusi tepat bagi perusahaan untuk mencegah diabetes pada karyawan dan meningkatkan produktivitas mereka.
Referensi: